Suara.com - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier berpendapat bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tanah Air tidak seperti yang dibayangkan berbagai pihak, karena tidak terjasi secara masif atau besar-besaran yang dilakukan sejumlah perusahaan.
Fuad di Jakarta, Jumat pagi (12/2/2016), melalui pesan tertulisnya mengakui memang ada kesan telah terjadi PHK besar-besaran di berbagai perusahaan di Tanah Air terkait adanya penutupan pabrik elektronik Panasonic, Toshiba dan perusahaan otomotif Ford yang asal Amerika Serikat (AS).
Padahal, menurut Fuad, Toshiba dan Panasonic konteksnya lain. Dua perusahaan ini ditutup karena mereka kalah bersaing dengan perusahaan elektronik lainnya dari Korea Selatan di Indonesia. Sehingga, lanjut dia, kedua perusahaan itu melakukan relokasi dan reorganisasi di tubuh perusahaannya agar lebih efisien.
Langkah serupa juga dilakukan Ford yang relokasi pabriknya di Thailand.
"Kondisi seperti itu akhirnya terjadi PHK. Namun di Indonesia sekarang ini tidak ada PHK yang disebabkan iklim usaha yang sudah tidak kondusif sehingga mengharuskan perusahaan melakukan PHK," ungkap Fuad yang juga mantan Dirjen Pajak.
Faktanya, menurut Fuad, masih banyak perusahaan di Indonesia yang melakukan penerimaan karyawan baru.
"Jadi sebenarnya berusaha di Indonesia ini masih kondusif," papar Fuad.
Selain itu, lanjut Fuad, kondisi perekenomian di Indonesia masih bagus. Hal itu ditunjukkan dengan indikator ekonomi Indonesia yang relatif lebih baik seperti nilai mata uang rupiah atas dolar AS masih kuat, cadangan devisa Indonesia masih di atas 100 miliar dolar AS.
"Indikator ekonomi seperti ini bisa memberikan kenyaman untuk iklim usaha di Indonesia. Selain itu, situasi keamanan juga masih baik, buktinya kita tidak terpengaruh oleh kasus teror yang terjadi di Thamrin baru-baru ini," papar Fuad.
Namun demikian, papar Fuad, Indonesia memang menghadapi persoalan khususnya dengan adanya perdagangan bebas, di antaranya seperti MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Bukan karena takut produk dalam negeri kalah bersaing dengan produk dari negara ASEAN.
"Kita mengkhawatirkan terjadi lagi relokasi dan reorganisasi pabrik-pabrik di Indonesia seperti yang dilakukan Panasonic, Toshiba dan perusahaan otomotif Ford dalam rangka efisiensi. Ini memang yang harus diantisipasi pemerintah karena kalau terjadi lagi maka PHK sulit dihindari," papar Fuad.
Dalam pasar bebas sekarang ini, ia menjelaskan, investor bisa melakukan efisiensi dengan membuat satu pabrik di negara ASEAN. Atau mereka merger dengan pabrik yang sudah ada di negara ASEAN, toh dengan pasar bebas sekarang ini produk mereka akan bisa dijual dimana pun di negara ASEAN karena adanya MEA itu.
Isu PHK berhembus kencang dalam 2 minggu terakhir. Peristiwa PHK yang menimpa Toshiba dan Panasonic menjadi awal mulanya. Bahkan menurut Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Said Iqbal, pihaknya mencatat ada 8 perusahaan yang melakukan PHK baru-baru ini. Antara lain PT Toshiba : 865 orang, PT Panasonic Pasuruan : 800 orang, PT Panasonic Bekasi : 480 orang, PT Samoin :1166 orang, PT Star Link: 452 orang, PT Philips Sidoarja :800 orang, Perusahaan minyak HarlaBurton :200 orang, dan Ford Indonesia yang berencana PHK 2000 orang.
Selain itu,perusahaan-perusahaan komponen otomotif (Yamaha,Kawasaki,Astra Honda) mem-PHK buruh kontraknya dengan tidak lagi memperpanjang kontrak kerjanya, di bidang perusahaan minyak sekitar 5000-an orang telah di phk. Beberapa perusahaan perbankan juga telah berencana akan mem-PHK karyawannya.
Tak hanya itu, kabar gelombang PHK menurut Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga menimpa sektor industri farmasi. Iqbal mengatakan perusahaan farmasi multinasional yang melakukan PHK antara lain Pabrik PT Novartis di Kuningan, Jakarta Selatan mem-PHK 100 orang dari total 300 buruhnya, pabrik PT Sandoz di Pasar Rebo, Jakarta Timur mem-PHK 200 orang dari total 300 buruhnya dan PT Sanopi Aventis di Jalan A Yani, Jakarta Timur mem-PHK lima orang, tetapi kemungkinan bertambah menjadi 100 orang, dari total 300 buruhnya. (Antara)
Berita Terkait
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Restrukturisasi Perusahaan, Pengembang Game Tomb Raider PHK Puluhan Karyawan
-
Transjakarta Belum Bisa PHK Karyawan Terduga Pelaku Pelecehan, Tunggu Bukti Baru
-
COO Danantara Tampik Indofarma Bukan PHK Karyawan, Tapi Restrukturisasi
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Daftar Kementerian dan Instansi CPNS 2026, Diprediksi Bakal Buka Seleksi
-
BRI Sahabat Disabilitas, Dorong Difabel Berdaya Melalui Kegiatan Pelatihan dan Pemagangan
-
Influencer Tak Bisa Sembarangan, OJK: Harus Jujur Jika Endorse Produk Keuangan
-
Pakar Nilai Pengoperasian SPBU Kantong Bisa Tangani Masalah Stok BBM saat Bencana
-
Singgung SPBU Swasta Ogah Beli Base Fuel dari Pertamina, Bahlil: Jadi Aja Tukang Pijit!
-
Rencana Bandara Kertajati Jadi Pusat Bengkel Pesawat Terwujud, Pembangunan Tahap 1 Jalan
-
Mengenal Skema Ponzi: Dugaan Borok di Balik Bisnis Vendor Ayu Puspita Dinanti
-
Mendag Busan Mulai Kecangkan Ikat Pinggang Jaga Pasokan Bahan Pokok Saat Nataru
-
Ekonomi Melonjak, BP Batam Siapkan Strategi Kurangi Pengangguran
-
Operasi Tambang Emas Terafiliasi Astra International di Tapanuli Dibekukan KLH, Ini Kata Bahlil