Suara.com - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mulai mengandalkan pemetaan sasaran pajak berbasis situs (geo-tagging) untuk mengekstensifikasi sasaran wajib pajak, dan mengidentifikasi potensi penerimaan yang selama ini belum tergali.
"Petugas pajak akan melihat apakah di wilayah tersebut ada rumah makan, pertokoan, bengkel, atau kawasan tertentu. Kami akan tandai itu," kata Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian Ditjen Pajak Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh di Kuta, Bali, Jumat, (26/2/2016).
Dengan "geo-tagging" ini, menurut Awan, pegawai Ditjen Pajak akan mendokumentasikan wilayah perkantoran, kebun, hingga pemukiman dengan mobil mewah, dengan potensi pajak yang cukup besar.
Dalam ekstensifikasi melalui "geo-tagging" ini, Ditjen Pajak memang membidik wajib pajak badan dan pribadi non karyawan, yang memiliki usaha bebas, seperti dokter atau pengacara.
Hasil pemetaan di lapangan akan diaplikasikan ke dalam situs yang bisa diakses aparatur pajak di berbagai daerah.
Kemudian, pemetaan dalam situs itu akan digunakan petugas Kantor Wilayah Ditjen Pajak atau KPP di wilayah objek yang dimaksud, untuk menjadi data pembanding saat menagih pajak kepada Wajib Pajak.
"Petugas pajak juga akan melakukan survei, sehingga ketahuan mana yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau belum," kata dia.
Sistem ini sudah digunakan DJP sejak 2015. Adapun hingga akhir Februari 2016, kata Awan, sudah tersebar 440 ribu objek (point of interest/POI) yang tersebar di kantor wilayah (Kanwil) dan KKP di Indonesia.
Awan mengatakan pada April 2016, petugas pajak akan melakukan verifikasi. Dengan begitu, dia memperkirakan di pertengahan 2016, penerimaan pajak mulai terakselerasi.
Ditjen Pajak, dalam mengoptimalkan strategi ini, akan memanfaatkan kerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian RI.
"Pekerjaan rumah kami adalah mencari data dan wajib pajaknya. Kita sudah teken kesepahaman dengan BIN, Polri dan pemerintah daerah," ujarnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, hasil akhir perhitungan realisasi penerimaan pajak selama 2015 tercatat mencapai Rp 1.060 triliun. Bila dibandingkan dengan target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2015, yakni Rp 1.294 triliun, maka dapat dikatakan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234 triliun. Namun dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh 7,8 persen, penerimaan pajak nasional tahun lalu tumbuh 12 persen.
Tahun ini, dalam APBN 2016 yang telah ditetapkan, penerimaan pajak negara ditargetkan mencapai Rp1.360,1 triliun. Target tersebut terdiri dari target penerimaan PPh Non Migas mencapai Rp715,8 triliun, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp571,7 triliun, PPh Migas mencapai Rp41,4 triliun. Ditambah target Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp19,4 triliun dan pajak lainnya sebesar Rp11,8 triliun. (Antara)
Berita Terkait
-
Raffi Ahmad Dituding Gelapkan Pajak, Dari Rp340 Miliar jadi Hanya Rp1 Miliar
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
Warga Jakarta Telantarkan Jenazah Pejabat Pajak di Pinggir Jalan, Tolak Gotong ke Makam
-
Menkeu Baru Punya PR Berat, Kurangi Utang hingga Hilangkan Pajak Berat untuk Kelas Menengah
-
Usai Sri Mulyani Dicopot, Menkeu Purbaya Didesak Kembalikan Kepercayaan Publik
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada