Suara.com - Batam Aero Technic (BAT), anak perusahaan Lion Group yang bergerak di bidang perawatan pesawat (MRO) akan berinvestasi mencapai Rp7 triliun hingga 2025 mendatang di Batam.
Direktur Utama Batam Aero Technic Romdani di Jakarta, Jumat (26/2/2016) mengatakan investasi tersebut termasuk pengembangan hanggar dan pembangunan hanggar baru, seperti hanggar pengecatan pesawat.
"Secara total pengembangan hanggar plus fasilitas yang sekarang 28 hektar itu minimal 500 juta dolar atau sekitar Rp7 triliun sampai 2025," katanya.
Dia mengatakan untuk investasi tahun ini, pihaknya telah menggelontorkan dana sebesar 40 juta dolar AS.
Dengan pengembangan kapasitas hanggar, dia mengatakan nantinya fasilitas itu akan memuat 50 pesawat berbadan sempit (narrow body).
"Kalau untuk wide body (pesawat berbadan lebar) saat ini hanya mampu menampung empat saja," katanya.
Romdani juga mengatakan pihaknya akan memperluas pasar perawatan pesawat kepada maskapai lain dan di luar negeri, sementara saat ini baru dimanfaatkan oleh maskapai Lion Group, yaitu Lion Air, Batik Air dan Wings Air.
"Mereka sudah minta karena memang belum banyak yang kita terima paling kita berikan slot hanggar untuk Asialink dan ada juga dari Rusia mau pinjam sekitar tiga hari," katanya.
Romdani mengungkapkan alasan belum dibukanya jasa perawatan pesawat untuk maskapai lain karena untuk perawatan pesawat Lion Group sendiri jumlahnya sudah banyak.
"Nanti kita ambil pasar dari luar, saya siapkan 30 persen pasar dari luar," katanya.
Selain itu, ekspansi bisnis yang sudah dilakukan melalui kerja sama dengan maskapai lain, yakni dengan maskapai asal Jerman, Lufthansa.
Dia mengatakan kerja sama tersebut berupa perawatan mesin "turboprop" dengan nilai kontrak mencapai 10 juta dolar AS dalam jangka waktu lima tahun.
"Lufthansa akan membawa fasilitasnya ke sini, mesin yang mereka punya akan dirawat di kita tentunya dengan pengawasan mereka," katanya.
Romdani mengungkapkan pemindahan perawatan Lufthansa ke BAT tersebut karena Lufthansa ingin menghemat biaya karena upah teknisi di Indonesia masih murah.
"Di sana upahnya 100 dolar AS per orang per jam, di sini masih 10 dolar AS, mereka bisa 'saving' (menghemat)," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Rujukan BPJS Kesehatan Tidak Berjenjang Mulai 2026, Akses Faskes Jadi Lebih Mudah?
-
10 Aplikasi Saham di Indonesia, Mulai dari Fee Paling Murah dan Fitur Lengkap
-
Amartha Salurkan Modal Rp30 Triliun ke 3 Juta UMKM di Pelosok
-
Indonesia akan Ekspor Sarung Tangan Medis dengan Potensi Investasi Rp 200 Miliar
-
Permudah Kebutuhan Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Hadirkan Layanan Jemput Bola
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Rahasia George Santos Serap 10.000 Lapangan Kerja Hingga Diganjar Anugerah Penggerak Nusantara
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi