Suara.com - Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menilai pembangunan infrastruktur yang saat ini digalakkan oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sangatlah vital. Namun Mari mengingatkan gencarnya pembangunan infrastruktur juga harus dibarengi oleh pertumbuhan industri jasa.
"Percuma pemerintah banyak membangun pelabuhan, bandara, rel kereta api serta jalan tol kalau tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pemerintah harus memastikan petugas yang bekerja di sarana transportasi publik memiliki kualitas yang bagus dalam memberikan pelayanan publik. Mulai dari pelayanan terpadu, birokrasi yang efektif dan efiisen," kata Mari di Jakarta, Selasa (8/3/2016).
Selain itu, tak kalah pentingnya adalah pertumbuhan industri jasa. Pembangunan infrastruktur yang bagus harus dibarengi dengan pengembangan pelaku usaha yang bergerak di bidang transportasi dan logistik. Sebab disitulah kuncinya untuk menciptakan sistem logistik yang murah agar biaya pengiriman atau distribusi barang dari tempat produksi ke berbagai wilayah tujuan pemasaran bisa ditekan. "Sebab biaya logistik tinggi inilah yang selama ini mengganggu daya saing pengusaha dalam negeri, terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini," ujar Mari.
Mari mengingatkan para pelaku usaha manufaktur agar tak cuma fokus dalam proses produksi barang. Proses distribusi barang ke tempat pemasaran juga menjadi mata rantai bisnis yang tak kalah pentingnya. Sehingga pengembangan layanan jasa logistik sangat mutlak dilakukan.
Tak hanya itu, pelaku industri jasa juga harus memaksimalkan pengembangan teknologi informasi dalam memberikan layanan. Kondisi ini sudah terjadi di segmen industri belanja online (e-commerce) yang maju pesat dalam beberapa tahun terakhir. "Namun penggunaan internet di Indonesia belum menyentuh semua lapisan masyarakat, baru 77 juta orang. Kecepatan bandwith internet kita juga lebih lamban dan biayanya lebih mahal dibanding negara lain. Inilah yang harus dibenahi oleh pemerintah," tutup wanita yang pernah menjadi Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Menurut data Indonesia Services Dialogue, kontribusi sektor jasa terhadap PDB nasional meningkat dari 45 persen di tahun 2000 menjadi 55 persen di tahun 2012. Industri jasa mampu menciptakan 21,7 juta lapangan kerja dalam kurun waktu 2000-2010. Angka ini jauh melampaui industri manufaktur dalam periode yang sama yang hanya mampu menyerap 2,2 juta orang.
Dalam lima tahun terakhir, neraca perdagangan jasa Indonesia mengalami defisit. Pada tahun 2014, Indonesia mengekspor jasa senilai 23,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dan melakukan impor jasa senilai 33,5 miliar Dolar AS.
Berita Terkait
-
Beton Precast Jadi Solusi Efektif Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional
-
BNI Perkuat Inklusi Keuangan dan Transaksi Digital Lewat FinExpo 2025
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Profil Mari Elka Pangestu, Eks Menteri SBY yang Sebut DJP 'Berburu di Kebun Binatang'
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis