Suara.com - Hingga saat ini, pemerintah belum juga memberikan kepastian kepada kontraktor migas terkait sistem pengelolaan Blok Masela yang saat ini tengah diributkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad, mengaku justru mendukung teknologi yang ditawarkan oleh Sudirman Said, yakni dengan membangun kilang di tengah laut atau offshore.
"Kami berpendapat offshore lebih tepat, dan tidak perlu diperdebatkan hal ini. Kita perlu mempertimbangkan penelitian yang dilakukan oleh investor. Kan dia yang taruh uang. Mereka juga sudah berpengalaman soal ini selama tiga tahun. Jadi, pemerintah diharapkan segera mengambil keputusan," kata Fadel, saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (17/3/2016).
Fadel sebaliknya membantah pernyataan Rizal Ramli yang mengatakan kalau pembangunan kilang di darat akan lebih murah dibandingkan dibangun di tengah laut.
"Jangan bikin konflik baru. Itu tidak menguntungkan buat bangsa kita. Jangan ditambah-tambahain begitu. Shell sudah berhasil bikin (LNG apung) di Australia. Kenapa mesti ditahan. Jadi nggak ada salahnya kita percayakan ke investor," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pengembangan Blok Masela ini dalam beberapa bulan terakhir telah menarik perhatian masyarakat. Sorotan muncul terutama lantaran perdebatan antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, terkait teknologi pengembangan Blok Masela antara dilakukan pembangunan kilang di laut (offshore) atau di darat (onshore). Dalam perdebatan itu, Sudirman bahkan sempat menuding ada koleganya di pemerintahan yang sering mengganggu kinerja Kementerian ESDM dalam mengambil keputusan.
Hingga kini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri belum memutuskan soal pembangunan kilang gas alam cair Blok Masela, Maluku itu, apakah akan dibangun di laut atau di darat. Jokowi hanya menegaskan bahwa pihaknya baru akan mengambil keputusan terkait Blok Masela ini pada 2018 mendatang.
"Ini kan membutuhkan proses yang panjang. Sampai saat ini masih dilakukan penelitian. Kita juga memberikan kesempatan kepada investor untuk masuk," kata Jokowi, pekan lalu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok