Suara.com - Langkah pemerintah Indonesia membujuk pemerintah dan parlemen Prancis terkait rencana pengenaan pajak progresif terhadap produk crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit telah membuahkan hasil. Kabar terbaru menyebut bahwa Prancis sepakat menurunkan pajak tambahan dari 300 Euro menjadi 90 Euro saja.
Artinya, lewat kesepakatan ini, Prancis tidak jadi memberlakukan pajak progresif seperti yang dirancang sebelumnya. Kendati Prancis melunak, Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Sawit (BPDP) Sawit mengaku tetap tidak bisa menerima. Indonesia menilai penerapan pajak tambahan merupakan bentuk sikap diskriminatif.
"Sikap Perancis terlihat melunak karena merubah pengenaan pajak dari 300 Euro menjadi 90 Euro. Tetapi tetap bukan hal yang dapat diterima oleh Indonesia," kata Bayu saat dihubungi Suara.com, Kamis (24/3/2016).
Mantan Wakil Menteri Perdagangan di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tersebut menilai kebijakan tersebut bersifat diskriminatif karena akan "menyetarakan pajak". "Mengapa tidak disamakan nilai pajaknya untuk semua minyak ," uiar dia.
Jika memang untuk mendorong "sustainability", Bayu mempertanyakan mengapa Prancis tidak menetapkan ketentuan yang sama (pembedaan pajak untuk produk yang "sustainable"/tidak) untuk semua minyak. "Namun demikian, Indonesia memberi apresiasi pada Perancis karena tetap terbuka untuk dilakukan dialog dan diskusi menyangkut hal ini," jelasnya.
Terkait dengan sustainability, sebenarnya Perancis dan Indonesia, serta negara2 lain, di COP 21 telah bersepakat bahwa usaha untuk mencapai ekonomi yang lebih sustainable itu akan dilakukan dengan sistem insentif, bukan dengan punishment. "Artinya yang lebih sustainable diberi reward bukan sebaliknya," tutup Bayu.
Berita Terkait
-
Media Prancis: Permainan Calvin Verdonk Terus Meningkat di Lille
-
Jelang Gabung Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Semakin Solid di Lille
-
Media Prancis Puji Setinggi Langit Performa Calvin Verdonk di Liga Europa
-
Prancis Gebrak Dunia, Resmi Akui Palestina di Markas PBB
-
'Pulau Sawit Melambai': AGRA Sebut Ekspansi Kelapa Sawit Hancurkan Indonesia
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Indonesia Pasar Kripto Terbesar Kedua di Asia Pasifik
-
Antrean Haji Semakin Panjang, Perencanaan Keuangan Sejak Belia Kian Penting
-
BRI Resmikan Regional Treasury Team Medan untuk Perkuat Layanan Keuangan di Sumatera
-
Mengenal Cropty Wallet, Dompet Kripto bagi Pemula yang Antiribet dan Hadirkan Berbagai Keunggulan
-
Penambangan Tanpa Izin Jadi Ancaman, Kopsindo Dukung Pemerintah untuk Lakukan Penertiban
-
Rupiah Ditutup Menguat Senin Sore, Ini Pemicunya
-
Adrian Gunadi Telah Ditangkap, Daftar Tersangka Kasus di Sektor Keuangan yang Masih Buron
-
Antam Impor 30 Ton Emas dari Singapura dan Australia
-
Begini Strategi Investasi Kripto Akhir Tahun, Jangan Hanya Andalkan Momen
-
IHSG Ditutup Menghijau ke Level 8.123 Terdorong Keperkasaan Rupiah