Suara.com - Ketua Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno, Salamudin Daeng menilai Pemerintah DKI jakarta yang terjadi estafet kepemimpinan dari Gubernur Joko Widodo kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seolah digembar gemborkan sebagai pemerintahan yang super.
Namun, menurutnya, ternyata penilaian sebagian kelompok tersebut berbeda dengan penilaian Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang justru memaparkan kondisi sebaliknya. Pemerintahan ini secara statistik nyaris tanpa prestasi. "Hal ini ditunjukkan oleh berbagai fakta indicator dasar statistik DKI Jakarta," kata Salamudin saat dihubungi, Selasa (29/3/2016).
Buruknya kondisi ekonomi DKI Jakarta ditandai oleh tingkat pengangguran terbesar di Indonesia adalah di DKI Jakarta dan Banten. "Di Banten sebanyak 8,85 persen, sementara di DKI Jakarta sebanyak 8,36 persen, jauh diatas rata rata Indonesia," ujar Salamudin.
Selain itu jumlah kemiskinan di DKI Jakarta telah meningkat secara terus menerus dari tahun ke tahun. Jika jumlah penduduk miskin tahun 2012 sebanyak 363.200 orang, tahun 2015 menjadi 398,920 orang atau meningkat 9,83 persen.
Sementara Indeks kedalaman kemiskinan meningkat tajam antara tahun 2014 ke tahun 2015 dari 0,39 ke 0,52. Yang paling parah adalah Indek keparahan kemiskinan meningkat dari 0,7 pada tahun 2014 menjadi 0,10 pada tahun 2015.
Kelemahan utama pemerintah DKI jakarta adalah realisasi belanja daerah adalah yang terendah. Realisasi belanja 2015 senilai 37,8 triliun Rp. sebesar 53,39 persen dari yang direncanakan.
Ia menambahkan hal yang sangat membahayakan dan harus menjadi perhatian semua pihak adalah masalah ketimpangan ekonomi meningkat dari 0,44 tahun 2014. Tahun 2015 belum diumumkan. Berarti kelompok kaya menguasai 44 persen pendapatan DKI Jakarta. "Ketimpangan DKI Jakarta adalah yang tertinggi secara nasional," tambah Salamudin.
Ketimpangan atau kesenjangan ekonomi akan menjadi masalah utama yang akan menimbulkan gejolak sosial dan sentiment antara orang miskin kepada segelintir orang kaya yang menguasai Jakarta. "Apa yang dipaparkan BPS DKI Jakarta tersebut adalah kenyataan riil capaian gubernur DKI," tutup Salamudin.
Berita Terkait
-
Pramono Anung Bantah Isu Tarif Parkir Jakarta Naik Jadi Rp30 Ribu/Jam: Itu Hoaks!
-
Target 5 Tahun MRT Tembus Banten, Pramono Anung: Transportasi Publik Kita Terbaik Kedua di ASEAN
-
Ingin Sambungkan MRT Jakarta ke Banten, Pramono Anung Desak Dirut Cari Akal!
-
Belum Ada Keputusan soal Pengurangan Tunjangan Perumahan, DPRD DKI: Nggak Mungkin Buru-buru
-
Rencana 'Privatisasi' PAM Jaya Mentok di DPRD, Fraksi-Fraksi Khawatir Air Bersih Jadi Ladang Bisnis
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terkini
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
-
Wamen BUMN: Nilai Ekonomi Digital RI Capai 109 Miliar Dolar AS, Tapi Banyak Ancaman
-
Netmonk dari PT Telkom Indonesia Berikan Layanan Monitoring Jaringan Mandiri
-
Tantangan Berat Tak Goyahkan PGAS: Catat Laba Bersih Rp2,3 Triliun di Tengah Gejolak Global
-
Menkeu Purbaya Minta Kepala BGN Jelaskan ke Publik soal Rendahnya Serapan Anggaran MBG
-
7 Pekerja Masih Terjebak di Tambang Bawah Tanah Freeport, ESDM Sebut Butuh Waktu 30 Jam
-
Setelah Jeblok, IHSG Akhirnya Bangkit Setelah Kekhawatiran Menkeu Baru Mereda