Suara.com - Mengacu data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, kinerja penerimaan pajak negara sepanjang Kuartal I tahun 2016 masih memprihatinkan. Realiasasi penerimaan pajak Januari-Maret 2016 baru mencapai Rp199,0 triliun.
Jumlah ini malah menunjukkan penurunan Rp4,4 triliun dibanding Januari-Maret 2015 yang mencapai Rp203,4 triliun. Banyaknya potensi pajak yang sulit dijangkau pemerintah membuat target penerimaan pajak menjadi sangat berat.
Realisasi penerimaan pajak nasional pada Kuartal I 2016 baru mencapai 14,6 persen dari target pajak dalam APBN 2016. Tahun ini, dalam APBN 2016 yang telah ditetapkan, penerimaan pajak negara ditargetkan mencapai Rp1.360,1 triliun. Target tersebut terdiri dari target penerimaan PPh Non Migas mencapai Rp715,8 triliun, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp571,7 triliun, PPh Migas mencapai Rp41,4 triliun. Ditambah target Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp19,4 triliun dan pajak lainnya sebesar Rp11,8 triliun.
"Sekali lagi, capaian ini membuat target penerimaan pajak pemerintah tahun ini akan sulit tercapai. Karena memang banyak keterbatasan pemerintah menjangkau semua potensi pajak, termasuk yang ada di luar negeri. Kemunculan "Panama Papers" semakin memperkuat penilaian itu," kata Ketua HIPMI Tax Center Ajib Hamdani, saat dihubungi Suara.com, Rabu (6/4/2016).
Ajib menegaskan fakta ini membuktikan sekali lagi bahwa terobosan kebijakan yang besar harus segera dikeluarkan oleh pemerintah. Jika tidak, kegagalan pencapaian target penerimaan pajak akan menjadi masalah anggaran yang serius. "Makanya harus segera dikeluarkan pengampunan pajak atau tax amnesty. Ini akan menarik banyak dana besar yang selama ini tersembunyi di luar negeri agar kembali masuk ke Indonesia," ujar Ajib.
Ajib mengkritik penerapan SPT online atau e-filling. Menurutnya, kebijakan ini untuk saat ini belum bisa mendongkrak penerimaan pajak secara signifikan. Bahkan akibat ketidaksiapan teknologi, pemerintah terpaksa memperpanjang batas akhir pelaporan SPT secara online dari 31 Maret 2016 menjadi 30 April 2016. "E-filling belum bisa mengatasi kesulitan pencapaian target penerimaan pajak nasional kita. Disinilah tax amnesty menjadi sangat urgen," tutup Ajib.
Berita Terkait
-
Purbaya Buka-bukaan Alasan Penerimaan Pajak Rendah: Ekonomi Sudah Lesu Sejak 2024
-
Penerimaan Pajak Lesu, Tapi Bosnya Bilang Sinyal Manis bagi Ekonomi Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
Menkeu Purbaya Tolak Tax Amnesty, Apa Itu Pengampunan Pajak yang Bisa 'Sucikan' Harta Orang Kaya?
-
Tax Amnesty Jilid 3 Terancam Batal, Menkeu Purbaya Sebut Kebijakan Bikin Wajib Pajak 'Kibul-Kibul'
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru
-
Modal Dedaunan, UMKM Ini Tembus Pasar Eropa dan Rusia dengan Teknik Ecoprint
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah