Suara.com - Pengamat perikanan dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus mempertahankan kebijakan yang melarang penggunaan cantrang dalam penangkapan ikan, karena alat ini tidak ramah lingkungan.
"Alat tangkap cantrang memang salah satu sisi memungkinkan nelayan mendapatkan hasil tangkap lebih banyak, tetapi di sisi lain tidak mendukung upaya pemanfaatan potensi perikanan secara berkelanjutan," katanya di Ternate, Kamis (7/4/2016), menangapi adanya desakan dari nelayan di sejumlah daerah kepada KKP untuk mencabut larangan penggunaan alat tangkap cantrang.
Menurut Mahmud Hasan, perairan di Indonesia memang memiliki potensi ikan yang sangat besar, tetapi jika pemanfaatan potensi perikanan itu tidak mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutan maka tidak mustahil suatu saat akan habis.
Gejala ke daerah itu, kata Mahmud Hasan, kini mulai terlihat di berbagai lokasi tangkapan ikan di Indonesia yang nelayan setempat semakin kesulitan untuk mendapat ikan karena pemanfaatan selama ini mengabaikan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Hal lain yang juga menjadi masalah jika alat tangkap cantrang diizinkan kembali penggunaannya adalah terjadinya konflik antara nelayan tradisional yang selama ini menggunakan alat tangkap biasa dengan nelayan yang menggunakan alat tangkap cantrang," katanya.
Menurut dia, alasan para nelayan yang menuntut pencabutan larangan alat tangkap cantrang bahwa hasil tangkapan mereka berkurang, bahkan tidak sedikit kini nelayan yang menganggur, solusinya bukan dengan cara kembali mengizinkan kembali penggunaan alat tangkap cantrang, tetapi dengan cara memberikan bantuan alat tangkap yang ramah lingkungan.
Selain itu, kata Mahmud Hasan, KKP dan berbagai pihak terkait lainnya harus terus memberikan pemahaman kepada para nelayan yang selama ini menggunakan alat tangkap cantrang mengenai pentingnya pemanfaatan potensi perikanan yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Ia menambahkan, berbagai program KKP untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, seperti pemberian asuransi nelayan, sertifikat tanah nelayan dan bantuan sarana penangkapan serta modal usaha harus direalisasikan agar nelayan memiliki banyak alternatif jika ada kebijakan KKP yang mereka anggap menyusahkan, seperti larangan penggunaan alat tangkap cantrang itu.
Sebagaimana diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memastikan penggunaan alat penangkapan ikan (API) jenis trawl atau pukat atau cantrang tak lagi diperbolehkan. Aturan tersebut diatur dalam Permen KP No.2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan API Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.
Kebijakan ini bertujuan agar wilayah perairan tidak mengalami kerusakan. Kebijakan pelarangan oleh Susi ini mendapat penentangan keras dari sejumlah nelayan dari berbagai daerah. (Antara)
Berita Terkait
-
KKP Amankan Kapal Ikan Asing Ilegal di Perairan Natuna
-
Jaga Kelestarian Laut, KKP Terapkan Batasan Penangkapan Ikan Maksimal 7 Juta Ton
-
Target Ambisius KKP: Bangun 1000 Kampung Nelayan Merah Putih Hingga 2026, Apa Dampaknya?
-
KKP Geruduk Halmahera Timur: Tambang Ilegal Disegel
-
KKP segel lahan reklamasi terminal khusus di Halmahera Timur
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- 4 Sepatu Lari Teknologi Tinggi Rekomendasi Dokter Tirta untuk Kecepatan Maksimal
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Saham INET Anjlok di Tengah Rencana Rights Issue Rp3,2 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Rupiah Terus Menguat, Dolar AS Melemah ke Level Rp16.765
-
BRI Tetap Melayani Saat Libur Nataru: Berikut Jadwal 159 Unit Kerja Operasional
-
Purbaya Kaji Geo Dipa Pasok Gas ke Kawasan Industri, Harga Lebih Murah dari Pertamina
-
Harga Perak Antam Naik Berturut-turut, Tahun Baru Cetak Rekor Baru?
-
8 Ide Usaha yang Belum Banyak Pesaing di 2026, Cocok untuk Pemula?
-
Trump 'Ngebet' Caplok 4 Juta Barel Minyak Venezuela, China dan Rusia Geram
-
PKH Tahap 4 2025 Segera Cair, Ini Cara Cek Statusnya di Cekbansos.kemensos.go.id
-
Purbaya Siapkan Rp 2 Triliun dari LPEI untuk Pembiayaan Ekspor Industri Tekstil dan Furnitur
-
Pertamina Siapkan 70 Unit SPBU Modular pada Masa Nataru!