Suara.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meyakini rencana pembentukan perusahaan induk (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan cepat terealisasi.
Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan, pada masa yang lalu rencana holding BUMN banyak terhambat proses politik di dalam negeri.
"Kali ini dukungan dari pemerintah dari presiden sangat kuat. Yang rencana itu tidak akan tinggal rencana tapi akan terealisasi," ujar Sofyan saat ditemui usai membuka sebuah seminar di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong BUMN sejenis untuk membentuk holding guna meningkatkan efisiensi pada setiap aksi korporasi.
Pemerintah sendiri menyiapkan rangkaian holding BUMN yang akan dibentuk hingga 2019 tersebut antara lain, BUMN pariwisata, logistik, pangan, perkebunan, pupuk, farmasi, pelabuhan, konstruksi dan infrastruktur, konektivitas, tambang, pertahanan strategis, reasuransi, industri berat, asuransi umum serta perbankan dan jasa survei.
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan pembentukan enam holding BUMN, yaitu sektor infrastruktur, pertambangan, ketahanan energi, perbankan, jalan tol, dan energi terbarukan.
Sofyan menuturkan, realisasi holding BUMN tersebut diperkirakan akan rampung pada pertengahan tahun ini.
"Mudah-mudahan kalau Bu Rini (Menteri BUMN) kemukakan sebelum lebaran jadi itu (holding BUMN)," ujar Sofyan.
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN menargetkan pembentukkan induk usaha atau perusahaan holding di jajaran perusahaan pelat merah tersebut bisa direalisasikan mulai 2016. Ada enam sektor BUMN yang akan dibentuk holding-nya yakni sektor pertambangan, energi terbarukan, infrastruktur, perbankan, dan sektor ketahanan energi.
Pembentukan holding ini akan membuat kekuatan permodalan menjadi lebih besar dan daya saing BUMN juga akan meningkat di era keterbukaan seperti MEA. (Antara)
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV Tembus 5,5 Persen
-
Pemda Pinjam Duit ke Pemerintah Pusat, Menkeu Purbaya Beri Bunga 0,5 Persen
-
Pupuk Indonesia Groundbreaking Pabrik Soda Ash Pertama, Siap Hemat Devisa Rp1,25 Triliun Per Tahun
-
Sosok Rahmad Pribadi: Dari Harvard Hingga Kini Bos Pupuk Indonesia
-
Pemerintah Pusat Siap Jadi 'Bankir' Pemda dan BUMN Jika Kekurangan Duit
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T