Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengaku optimistis kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan pada 15-18 Mei 2016 dapat meningkatkan kepercayaan investor negeri ginseng terhadap perbaikan iklim investasi di Indonesia.
"Korea Selatan merupakan salah satu mitra investasi Indonesia dengan rasio investasi yang cukup tinggi sekitar 60-70 persen. Artinya, apabila mereka telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi, maka sebagian besar akan direalisasikan," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (15/5/2016).
Franky sendiri ikut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja di mana salah satu agendanya kerja sama di bidang ekonomi khususnya investasi.
Salah satu hal yang diharapkan muncul adalah komitmen investasi perusahaan Korea Selatan, baik investasi baru maupun perluasan.
"Salah satu perusahaan garmen dan sepatu asal Korea Selatan yang sedang dalam tahap konstruksi, yang berlokasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, diperkirakan akan produksi komersial awal September 2016. Perusahaan ini akan menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja dengan rencana investasi sebesar 120 juta dolar AS," katanya.
Franky menjelaskan bahwa saingan berat bagi Indonesia untuk menarik investasi dari Korea Selatan di antara negara-negara ASEAN adalah Vietnam.
Berdasarkan data FDI Market, investasi Korea di Vietnam masih lebih besar dibandingkan ke Indonesia.
Lebih lanjut, Franky menambahkan pihaknya terus berupaya untuk menginformasikan perubahan-perubahan demi perbaikan iklim investasi kepada investor Korea Selatan dalam berbagai kesempatan.
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memberikan informasi yang utuh dan komprehensif kepada investor Korea Selatan. Beberapa pihak yang selama ini mendukung, perwakilan RI di luar negeri dalam hal ini KBRI Seoul, kemudian di BKPM juga ada desk khusus Korea Selatan serta perwakilan BKPM (IIPC) di Seoul dan tim 'marketing officer' yang membantu memfasilitasi dengan kementerian teknis terkait," lanjutnya.
Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.
Dari data BKPM, untuk periode triwulan pertama 2016, Korea Selatan berada di peringkat ke enam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai 188 juta dolar AS terdiri dari 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga kerja.
Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai 1,2 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka 8 miliar dolar AS. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.
Presiden Joko Widodo berangkat menuju Seoul, Korea Selatan, untuk melakukan kunjungan kenegaraan pagi ini didampingi sejumlah menteri bidang ekonomi.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Diaspora WNI di KBRI Seoul Minggu (15/5) malam. Pada Senin (16/5) Presiden dijadwalkan menemui Presiden Korsel Park Geun-hye untuk membahas sejumlah isu antara lain politik, ekonomi serta sosial dan budaya. (Antara)
Berita Terkait
-
Investasi Asing di RI Makin Loyo di Dua Kuartal Terakhir, Ini Kata Rosan Roeslani
-
Investasi Naik 13,9 Persen di Q3 2025, Serap 686.478 Tenaga Kerja
-
Rosan: Butuh Investasi Rp 13 Triliun Agar Ekonomi Tumbuh 8 Persen di 2029
-
Bongkar Penampakan Ijazah Gibran dengan Alumni MDIS Singapura, Apakah Sama?
-
Riwayat Pendidikan Gibran di Orchid Park Secondary School Disorot, Ini Fakta dan Profil Sekolahnya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025