Suara.com - Dalam berinvestasi, seorang investor pasti mengharapkan keuntungan dari hasil menanamkan modalnya. Pada saat yang sama, investor juga perlu memahami risiko seiring dengan adanya imbal hasil (return) dari berbagai macam instrumen investasi yang menawarkan potensi untuk berbeda-beda.
Biasanya apabila seseorang akan memulai investasi, hal pertama dilihat adalah angka perkiraan return yang didapat dari investasinya tersebut. Semakin besar perkiraan return yang diperoleh, maka ia akan semakin tertarik terhadap investasi tersebut.
Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko. Dalam investasi, ada istilah high risk high return. Artinya, tingginya return yang dihasilkan oleh suatu instrumen investasi, sebanding dengan risikonya.
Salah satu alternatif investasi yang relatif mudah dan murah adalah reksa dana. Namun, sama seperti instrumen investasi lainnya, reksa dana juga memiliki risiko. Besarnya risiko pada reksa dana, bergantung dari jenis reksa dana.
Secara umum, ada empat jenis reksa dana: reksa dana saham, pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang. Keempat reksa dana tersebut memiliki tingkatan risiko dan return berbeda-beda.
Reksa Dana Saham
Reksa dana saham merupakan reksa dana yang memiliki risiko dan return paling tinggi karena minimal 80 persen dari portofolio reksa dana ini dialokasikan ke saham.
Return yang dihasilkan dari investasi saham jauh lebih tinggi dibanding investasi lainnya. Return tinggi tersebut berasal dari fluktuasi harga saham. Harga saham dapat bergerak sangat tinggi sehingga return yang dihasilkan sangat tinggi. Akan tetapi, harga saham juga bisa turun sangat dalam dalam waktu singkat.
Hal tersebut juga tercermin dalam pergerakan nilai aktiva bersih (NAB) per unit -- satuan harga untuk reksa dana -- reksa dana saham. Jika diperhatikan, return yang dihasilkan reksa dana saham juga sangat tinggi, dapat mencapai 20 persen atau lebih dalam satu tahun.
Investasi pada reksa dana saham disarankan hanya untuk investor agresif, yakni investor yang dapat menerima risiko tinggi, terutama risiko fluktuasi NAB per unit reksa dana saham. Investasi reksa dana saham sangat menguntungkan apabila dilaksanakan dalam jangka panjang.
Reksa Dana Campuran
Reksa dana ini merupakan reksa dana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, obligasi, dan pasar uang pada proporsi yang berbeda dari reksa dana saham, pendapatan tetap, maupun pasar uang. Biasanya proporsi dari saham dan obligasi lebih mendominasi reksa dana ini.
Return reksa dana campuran hampir sama dengan reksa dana saham karena masih ada unsur saham pada portofolionya, yang memungkinkan mendapatkan return cukup tinggi apabila diinvestasikan dalam jangka panjang. Pada reksa dana ini juga ada obligasi yang memberi pendapatan tetap berupa kupon bunga tiap periode tertentu.
Risiko yang dimiliki oleh reksa dana campuran pun tidak sebesar reksa dana saham karena ada instrumen obligasi pada portofolionya yang pergerakannya tidak sefluktuatif saham. Apabila harga saham anjlok seketika, masih ada instrumen obligasi yang menopang kinerja reksa dana tersebut.
Investasi pada reksa dana campuran disarankan hanya untuk investor moderat, yakni investor yang belum dapat menerima risiko setinggi risiko pada reksa dana saham, tapi masih menginginkan mendapatkan return yang melebihi reksa dana pendapatan tetap.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap merupakan jenis reksa dana yang mengalokasikan minimum 80 persen dari portofolionya pada obligasi.
Return reksa dana pendapatan tetap masih lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang. Penyebabnya, pendapatan yang diperoleh dari obligasi lebih stabil dan lebih besar dibanding deposito.
Dari segi risiko, reksa dana ini memiliki risiko di bawah reksa dana saham dan campuran karena tingkat fluktuasinya relatif rendah. Reksa dana ini sangat cocok untuk investor yang ingin mendapatkan return stabil dengan risiko yang relatif rendah.
Tag
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
MEDC Kini Bagian dari OGMP 2.0, Apa Pengaruhnya
-
Industri Pelayaran Ikut Kontribusi ke Ekonomi RI, Serap Jutaan Tenaga Kerja
-
Emiten CGAS Torehkan Laba Bersih Rp 9,89 Miliar Hingga Kuartal III-2025
-
Grab Akan Akuisisi GoTo, Danantara Bakal Dilibatkan
-
ESDM Kini Telusuri Adanya Potensi Pelanggaran Hukum pada Longsornya Tambang Freeport
-
Industri Biomassa Gorontalo Diterpa Isu Deforestasi, APREBI Beri Penjelasan
-
BEI Umumkan IHSG Sentuh All Time High Pekan Ini
-
Apakah Indonesia Pernah Redenominasi Rupiah? Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
SVLK Jadi Benteng Hukum Lawan Tuduhan Deforestasi Biomassa di Gorontalo
-
Terminal IC Bandara Soekarno-Hatta Kembali Beroperasi 12 November, Khusus Penerbangan Citilink