- Rupiah ditutup melemah 0,06 persen menjadi Rp16.787 per dolar AS pada perdagangan Selasa, 23 Desember 2025.
- Pelemahan domestik dipicu isu kredit menganggur perbankan mencapai Rp2.500 triliun per November 2025.
- Faktor eksternal meliputi ketegangan AS-Venezuela dan isu potensi konflik Iran-Israel yang memengaruhi pasar.
Suara.com - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini Selasa (23/12/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp16.787 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,06 persen dibanding penutupan pada Senin yang berada di level Rp 16.777 per dolar AS.
Sedangkan, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat di Rp16.790 per dolar AS.
Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuabi mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya, sentimen dari sisi internal yakni dipengaruhi oleh Bank Indonesia (BI) mengungkap penyebab kredit nganggur yang belum disalurkan perbankan (undisbursed loan) menyentuh Rp2.500 triliun per November 2025.
"Kenapa terjadi? Karena permintaan kredit saat ini belum sekuat yang diharapkan. Pasalnya, korporasi masih wait and see di tengah ketidakpastian ekonomi," bebernya.
Sedangkan, dari luar negeri dikarenakan meningkatkan ketegangan antara AS dan Venezuela, setelah angkatan laut AS terlihat berupaya menyita kapal tanker minyak ketiga yang terkait dengan negara Amerika Selatan tersebut.
"Trump terus melancarkan retorika terhadap Caracas dan Presiden Nicolas Maduro, memperingatkan potensi serangan angkatan laut. Trump juga mengatakan AS akan menahan minyak dari kapal tanker Tiongkok yang disita di lepas pantai Venezuela," katanya.
Selain itu ketegangan antara Iran dan Israel juga berpengaruh pada rupiah. Peka ini muncul laporan bahwa Iran mungkin menggunakan kedok latihan militer skala besar untuk menyerang Israel.
Pejabat Israel juga telah memperingatkan bahwa Teheran mungkin sedang membangun kembali fasilitas pengayaan nuklir yang sebelumnya menjadi sasaran serangan AS pada bulan Juni.
Rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang melemah terhadap dolar hari ini. Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ambles 0,18 persen, diikuti Peso Filipina yang sudah ditutup terkoreksi 0,16 persen.
Baca Juga: Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
Sementara beberapa mata uang Asia mengalami penguatan. Salah satunya ada ringgit Malaysia yang menanjak 0,35 persen, dolar Singapura terkerek 0,18 persen, yuan China yang terangkat 0,12 persen, dolar Taiwan yang ditutup naik 0,11 persen, baht Thailand yang menanjak 0,05 persen, dolar Hongkong yang menguat tipis 0,04 persen dan rupee India yang menguat tipis 0,04 persen terhadap the greenback.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Purbaya Mau Kemenkeu Terjun Langsung Bangun Proyek Sekolah Impian Prabowo
-
KB Bank Percepat Transformasi Aset Melalui Transaksi Sukuk Rp400 Miliar dengan Tjiwi Kimia
-
UMP 2026 di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan Estimasi Formula Baru
-
Marak PHK Massal di 2025, Purbaya Singgung Ekonomi Lemah Sejak Era Sri Mulyani
-
Benteng Baru Aset Digital: UU P2SK Bakal 'Sulap' Kripto Lokal Jadi Lebih Kokoh dan Berdaulat!
-
Purbaya Cuek usai Didemo Kades soal Pencairan Dana Desa: Ditahan Buat Kopdes Merah Putih
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana, Terima Aduan Investasi-Pinjaman Pengusaha
-
KB Bank Butuh Suntikan Modal untuk Masuk 10 Besar Indonesia
-
Kenaikan Gaji Pekerja RI Bakal Melambat 5,8 Persen Tahun 2026
-
Pemerintah Janji Tahun 2026 Tidak Ada Potong Gaji, Formulasi Baru Jadi Jaminan