- Kementerian ESDM berencana mengurangi ekspor gas bumi secara bertahap demi memprioritaskan dalam negeri.
- Realisasi pemanfaatan gas domestik mencapai 69,65% dari total pemakaian nasional periode Januari–September 2025.
- Strategi mitigasi mencakup eksplorasi gas baru dan percepatan produksi di WK strategis untuk hadapi penurunan alamiah.
Suara.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil langkah berani untuk memperkuat ketahanan energi nasional dengan rencana pengurangan volume ekspor gas bumi secara berkelanjutan.
Kebijakan ini diambil menyusul melonjaknya permintaan gas dari sektor industri dan pembangkit listrik di tanah air yang diproyeksikan terus bertumbuh pesat.
Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, menegaskan bahwa pemerintah kini menempatkan kebutuhan domestik sebagai prioritas utama dalam peta jalan pengelolaan energi nasional.
"Pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk memprioritaskan kebutuhan gas dalam negeri, dan kuota ekspor akan diturunkan secara bertahap. Pemanfaatan gas bumi yang paling benar dalam negeri adalah sektor industri," ungkap Hendra dalam diskusi daring INDEF di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian ESDM sepanjang periode Januari hingga September 2025, rata-rata penggunaan gas bumi nasional berada di angka 5.594 BBTUD (Billion British Thermal Units per Day).
Dari total volume tersebut, serapan untuk kebutuhan dalam negeri sudah mendominasi sebesar 3.895 BBTUD, sementara porsi ekspor tersisa sebesar 1.698 BBTUD. Angka ini menunjukkan bahwa pemanfaatan gas untuk kepentingan domestik telah mencapai 69,65 persen.
Pemerintah menargetkan persentase serapan lokal ini akan terus terkerek naik dalam tahun-tahun mendatang seiring dengan integrasi infrastruktur gas yang semakin masif di berbagai pulau besar di Indonesia.
Tantangan Penurunan Produksi Alami (Natural Decline)
Meskipun permintaan pasar domestik terus meningkat, Hendra mengakui bahwa sektor hulu migas Indonesia tengah menghadapi tantangan serius berupa natural decline atau penurunan produksi secara alami pada sumur-sumur gas yang ada saat ini.
Baca Juga: Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
Guna mengatasi ancaman defisit pasokan tersebut, Kementerian ESDM telah menyiapkan beberapa strategi mitigasi, di antaranya:
- Eksplorasi Masif: Mendorong pencarian cadangan gas baru di wilayah-wilayah potensial.
- Percepatan Produksi: Mempercepat dimulainya operasi pada wilayah kerja (WK) strategis seperti South Andaman, WK Masela, hingga WK Genting.
- Iklim Investasi: Menjaga regulasi tetap menarik bagi investor agar pengembangan sumur baru tetap berjalan meski kuota ekspor dikurangi.
Ketiga wilayah kerja raksasa tersebut diharapkan menjadi tulang punggung baru dalam menyuplai kebutuhan gas nasional dan menyeimbangkan neraca produksi di tengah penurunan output sumur-sumur tua.
Selain menjaga produksi di hulu, pemerintah juga tengah mengebut pembangunan infrastruktur transmisi gas untuk memastikan distribusi energi tidak hanya berpusat di lokasi tertentu. Fokus utama saat ini adalah penyelesaian pipa transmisi Cirebon-Semarang Tahap II serta pipa Dumai-Sei Mangkei.
Pembangunan infrastruktur pipa di wilayah Sumatera dinilai sangat krusial untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa.
"Pembangunan pipa Dumai-Sei Mangkei ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah Sumatera," tambah Hendra.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur
-
Purbaya Mau Kemenkeu Terjun Langsung Bangun Proyek Sekolah Impian Prabowo
-
KB Bank Percepat Transformasi Aset Melalui Transaksi Sukuk Rp400 Miliar dengan Tjiwi Kimia
-
UMP 2026 di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dengan Estimasi Formula Baru