Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengakui bahwa dirinya telah terlambat melakukan impor daging sapi. Kondisi inilah yang akhirnya membuat harga daging sapi mengalami kenaikan yang sangat tinggi saat ini.
Ia mengaku, seharusnya keputusan untuk melakukan impor dilakukan pada Desember 2015 lalu namun hal tersebut tidak dilakukannya.
"Jadi memang diakui khusus daging sapi kami agak telat dan lengah dalam pelaksanaan. Perencanaan sudah dari tahun lalu di rakor Kemenko Perekonomian Desember lalu. Sudah dihitung dan sudah diputuskan. Namun dalam pelaksanaannya kami lengah dan telat untuk mengadakan stok. Karena daging sapi itu perlu persiapan panjang beberapa bulan jadi tidak bisa mendadak," kata Lembong saat melakukan Sidak di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (10/6/2016).
Oleh sebab itu, lanjut Lembong, pihaknya saat ini tengah berupaya dengan keras untuk menekan harga daging sapi menjadi stabil saat bulan Ramadan dan Lebaran.
Salah satunya dengan mempercepat pengadaan barang baik dari lokal maupun impor.
"Nah ini yang harus jadi pelajaran untuk kami. Kita harus tambah stok terus, kita harus all out untuk tambah stok dari lokal maupun impor untuk memastikan pasok memadai dan akan tambah terus sampai harga redam," katanya.
Seperti diketahui, pemerintah telah memberikan izin kepada Perum Bulog untuk melakukan impor daging sapi sebesar 10 ribu ton hingga akhir tahun 2016.
Selain Bulog, izin impor pun diperluas, dimana swasta diberikan kesempatan juga boleh melakukan impor daging sapi agar harga daging sapi di pasaran bisa mengalami penurunan. Sebelumnya hanya BUMN yang diperbolehkan melakukan impor daging sapi.
Berita Terkait
-
Ombudsman Akui Laporan Tom Lembong soal Auditor BPKP Jadi Kasus Pertama yang Ditangani
-
Efek Abolisi Tom Lembong: Kenapa 9 Terdakwa Lain Kasus Impor Gula Tetap Disidang?
-
'Izinkan Saya Menikmati Sejenak': Sisi Lain Tom Lembong, Pesan Haru Usai Bebas Bui
-
Hakim Vonis Tom Lembong Dilaporkan, MA Siap Periksa Dugaan Pelanggaran Etik
-
Efek Abolisi Tom Lembong: Giliran Majelis Hakim Diperiksa Bawas Mahkamah Agung
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu
-
Maskapai Ini Kurangi Rute Penerbangan hingga Pangkas Karyawan