Suara.com - Pasar saham Amerika Serikat ditutup negatif seiring kecemasan investor terkait referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang. Federal Reserve diperkirakan belum akan menaikkan suku bunga AS setelah melangsungkan pertemuan pada hari Selasa (14/6/2016) dan Rabu (15/6/2016), namun pelaku pasar akan mencoba mencari petunjuk tentang potensi kenaikan suku bunga berikutnya.
Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Selasa (14/6/2016).
"Dow Jones ditutup turun 0.74 persen, Nasdaq turun 0.86 persen dan S&P Indek terkoreksi 0.81 persen," kata Kiswoyo.
Sementara pasar saham kawasan Eropa ditutup turun signifikan seiring ketidakpastian kemungkinan Brexit. Beberapa jajak pedapat yang dipublikasikan pada hari Jumat (10/6/2016) dan akhir pekan menunjukkan sedikit keunggulan dari warga negara Inggris yang menyukai untuk meninggalkan Uni Eropa, menjelang refrendum keanggotaan mereka pada tang-gal 23 Juni.
Para pembuat kebijakan Bank of England dan Swiss National Bank akan bertemu pada pekan ini, kedua bank sentral tersebut diperkirakan akan mengu-mumkan perubahan kebijakannya. FTSE di Inggris ditutup turun 1.16 persen, DAX Jerman turun 1.80 persen dan CAC Prancis turun 1.85 persen.
Adapun Bank Indonesia (BI) memperkirakan nilai tukar Rupiah bisa menguat mendekati Rp 13.000 per dollar AS tahun ini. Kurs rupiah sebesar ini lebih tinggi dibanding perkiraan rata-rata BI sebelumnya, yakni sebesar Rp 13.500-Rp 13.800 per dollar AS. Penguatan rupiah ini bisa terjadi karena mempertimbangkan kebijakan pengam-punan pajak atau Tax Amnesty. Sebelumnya, BI belum memasukkan faktor tersebut sebagai pertimbangan. Gubernur BI menyatakan, perkiraan kurs Rp 13.500-Rp 13.800 per dollar AS mempertimbangkan keadaan ekonomi global, terutama ekonomi AS.
"Itu juga didasarkan kondisi domestik, karena kuartal kedua merupakan periode korporasi membayar dividen, termasuk ke investor asing sehingga kebutuhan valuta asing, terutama dollar tinggi," tutup Kiswoyo.
Berita Terkait
-
IHSG Pecah Rekor Lagi Hari Ini, Apa Pemicunya
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini di Awal Sesi, Rawan Aksi Profit Taking
-
Sempat ke Level Tertinggi, IHSG Terus Meroket Hingga Akhir Perdagangan Gara-gara Indeks MSCI
-
Rebalancing Indeks MSCI Bawa IHSG Terbang ke Level 8.300 Pagi Ini
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!