Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyakini angka pertumbuhan ekonomi pada 2017 akan lebih tinggi dan lebih baik dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2016.
"Kami melihat pertumbuhan ekonomi tahun depan akan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kami punya keyakinan itu," kata Suahasil saat mengikuti rapat panitia kerja (Panja) Badan Anggaran DPR RI membahas asumsi makro di Jakarta, Rabu (13/7/2016).
Suahasil menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir cenderung mengalami perlambatan, karena kinerja perekonomian nasional sedikit tertahan oleh berbagai gejolak internal maupun tekanan global.
Namun, sejak 2015 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan fiskal yang ekspansif untuk mendorong roda perekonomian, sehingga titik balik diproyeksikan terjadi mulai 2016.
"Kebijakan fiskal dibuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya kami mendorong pajak, pengeluaran dialihkan dari yang tidak produktif ke belanja lebih produktif, untuk infrastruktur dan menurunkan subsidi BBM. Itu semua akan berimbas pada pertumbuhan lebih tinggi," ujar Suahasil.
Menurut dia, hasil dari kebijakan fiskal tersebut mulai terlihat, ketika pertumbuhan ekonomi 2015 tercatat mencapai 4,8 persen, dan pada triwulan I-2016 mencapai 4,92 persen, atau terdapat angka peningkatan yang cukup lumayan.
"Untuk itu, asumsi pertumbuhan ekonomi 2016 adalah 5,2 persen atau lebih tinggi dari realisasi 2015 sebesar 4,8 persen, karena tahun ini saja triwulan I sudah 4,9 persen. Kami meyakini titik beloknya sudah keliatan, tapi ini memerlukan waktu untuk naik," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah mengajukan asumsi dasar ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi 2017 berada pada kisaran 5,3 persen-5,9 persen, atau sesuai dengan proyeksi penguatan perekonomian di negara maju maupun berkembang, tahun depan.
Sementara, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2016 tercatat sebesar 4,92 persen. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi triwulan II pada kisaran 4,94 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi semester I diperkirakan belum mencapai angka lima persen. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat
-
Ritel dan UMKM Soroti Larangan Kawasan Tanpa Rokok, Potensi Rugi Puluhan Triliun
-
Jurus Bahlil Amankan Stok BBM di Wilayah Rawan Bencana Selama Nataru