Pemerintah Indonesia dan Aljazair sepakat menjalin kerja sama bilateral untuk pengembangan sektor industri. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat kedua negara.
Kesepakatan tersebut diawali dengan penandatanganan MoU tentang Kerja Sama dalam Bidang Pengembangan Sektor Industri antara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (RI) dengan Kementerian Perindustrian dan PertambanganRepublik Demokratik Rakyat Aljazair.
MoU ditandatangani oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto bersama Menteri Perindustrian dan Pertambangan Aljazair Abdessalem Bouchouareb di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Turut hadir Duta Besar Republik Demokratik Rakyat Aljazair untuk Indonesia M. Aziria Abdelkader, Duta Besar Republik Indonesia untuk Aljazair Safira Machrusah, dan para pejabat eselon I Kementerian Perindustrian RI.
Dalam sambutannya, Menperin Airlangga menyambut baik terjalinnya kesepakatan bilateral ini, yang diharapkan menjadi awal peningkatan kerja sama ekonomi yang lebih luas bagi Indonesia-Aljazair. “Kerja sama di sektor industri ini merupakan yang pertama antar kedua negara, dan akan menjadi payung hukum untuk mempercepat kerja sama berikutnya pada masa mendatang,” tuturnya.
Airlangga menyebutkan, cakupan MoU meliputi kerja sama di industri tekstil, industri bahan bangunan, industri furnitur, industri suku cadang dan komponen, industri petrokimia dan pupuk, industri berbasis logam, industri berbasis material non-logam, industri berbasis agro, mesin pertanian, peralatan energi, serta industri strategis lainnya yang ditentukan dan disepakati kedua pihak.
“Adapun berbagai program dan kegiatan yang akan kami lakukan bersama, antara lain pembinaan kemitraan pemerintah dengan swasta, penguatan dan pengembangan infrastruktur industri, serta pelaksanaan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi di bidang teknologi dan investasi industri,” paparnya.
Airlangga menambahkan, ada dua perusahaan Indonesia yang telah berinvestasi di Aljazair. “Pertama, Pertamina selaku BUMN yang berinvestasi di sektor migas. Dan, kedua, Indorama Group dari industri swasta kita yang berinvestasi senilai 4,7 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dengan membangun pabrik pengolahan fosfat untuk industri pupuk dan petrokimia di sana,” urainya.
Diharapkan, lanjutnya, dengan adanya kerja sama dengan Aljazair akan memudahkan masuknya produk industri asal Indonesia ke pasar Eropa. “Karena Aljazair dengan Uni Eropa sudah punya perjanjian”.
Sementara itu, Menteri Abdessalem mengharapkan melalui MoU ini, kedua belah pihak dapat lebih meningkatkan perekonomian, investasi, dan kerja sama teknik pada sektor industri terpilih yang saling menguntungkan dan mendukung hubungan persahabatan kedua negara.
“Kesepakatan untuk meletakkan landasan kerja sama di bidang industri yang cakupannya telah dicantumkan dalam MoU ini, saya nilai sangat penting. Saya juga berharap kedua negara dapat memperkuat kerja sama bidang industri dengan prinsip saling menguntungkan,” ungkapnya.
Hubungan diplomatik
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian RI, Harjanto mengatakan, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Aljazair telah terjalin lebih dari 50 tahun dan Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Aljazair pada 5 Juli 1962.
“Hubungan yang terjalin baik tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa kesamaan, diantaranya sama-sama memiliki penduduk mayoritas muslim dan penganut politik luar negeri yang anti kolonialisme,” ujarnya.
Meskipun demikian, Indonesia dan Aljazair perlu menggali lebih dalam potensi kerja sama kedua negara.“Aljazair hingga saat ini belum menjadi negara mitra dagang utama Indonesia, namun saya meyakini Aljazair memiliki potensi yang cukup besar sebagai pasar non-tradisional produk ekspor Indonesia,” kata Harjanto.
Berita Terkait
-
Menperin: Pengadaan Pemerintah Optimalkan Produk Dalam Negeri
-
Kawasan Industri JIPE Jadi Contoh Bagi Kawasan Industri Luar Jawa
-
PT Pupuk Indonesia Revitalisasi Dua Pabrik Pupuk
-
BPD HIPMI Yogyakarta Komit Jadi Mitra Strategis Pemerintah
-
Ditjen Perhubungan Laut Sediakan Buku Pelaut Online di 19 Lokasi
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
BGN Bentuk Tim Sendiri Teliti Keracunan MBG: Apa Betul Keracunan atau Alergi?
-
Lagi, LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Bank Jadi 3,5 Persen
-
Laba BSI Tumbuh Tinggi, Dua Bisnis Ini Jadi Kontributor Utama
-
Pemda Kaltim Protes Dana Transfer Daerah Dipotong: Kami Penyumbang Penerimaan Negara!
-
Didorong Keputusan The Fed, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
-
Ekonomi Hari Ini: Asing Borong, Saham CDIA dan BUMI Jadi Idola, USD 1 Tembus Rp 16.600
-
Bea Cukai Siap-siap! Menkeu Purbaya Incar Becuk dan e-Commerce "Sweeping" Rokok Ilegal
-
Akui Bunga Kredit Perbankan Lambat Turun, BI Minta Tolong ke Pemerintah dan Pengusaha
-
RS Azra Percayakan Implementasi Host Bridging System Kepada AdMedika Untuk Percepat Layanan Pasien
-
5 Fakta Krisis Singapura: Harga Sewa Melambung hingga Restoran Tutup