Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada pelaku industri yang makin agresif berekspansi di Indonesia, meskipun dalam situasi perekonomian global yang tengah melemah. Untuk itu, pemerintah giat menciptakan iklim investasi yang kondusif agar Indonesia jadi basis produksi untuk pasar ekspor.
Seusai melakukan pertemuan dengan Direktur Asia Pacific Resources International Holdings Ltd.’s (APRIL) Group Anderson Tanoto dan Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan adanya ekspansi bisnis dari industri pulp dan kertas.
“Mereka melaporkan mengenai peningkatan kapasitas produksi yang akan membangun pabrik serat rayon di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau,” ujarnya. Spesifikasi produk di pabrik baru ini akan mendukung bahan baku industri tekstil.
Nilai investasi yang dilaporkan sebesarRp 10 triliun dengan target beroperasi pada tahun 2018. “Diharapkan juga dengan beroperasinya pabrik ini akan meningkatkan nilai tambah dan mengurangi subtitusi impor,” kata Airlangga. Menperin juga mengapresiasi ekspansi ini lantaran sejalan dengan kebijakan pemerintah mendorong pertumbuhan industri padat karya seperti industri tekstil.
Sebelumnya, Menperin telah menyampaikan kondisi perkembangan industri pulp dan kertas di Indonesia.Pada tahun 2015, kapasitas terpasang industri pulp dan kertas masing-masing sebesar 7,9 juta ton per tahun untuk pulp dan 12,9 juta ton per tahun untuk kertas.
“Realisasi produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 6,4 juta ton pulp dan 10,4 juta ton kertas,” ungkapnya. Sementara itu, ekspor pulp dan kertas masing-masing sebesar 3,7 juta ton pulp dengan nilai sebesar 1,72 juta Dolar Amerika Serikat (AS) dan 4,26 juta ton kertas dengan nilai sebesar 3,54 juta Dolar AS.
“Indonesia merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terkemuka di dunia. Untuk industri pulpperingkat ke-9 dan untuk industri kertas peringkat ke-6,” sebutnya. Sedangkan, di Asia Tenggara menempati peringkat pertama untuk industri pulp dan kertas.
Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar untuk pengembangan industri pulp dan kertas karena didukung potensi pasar baik di dalam negeri maupun di dunia.
Selain itu adanya keunggulan komparatif seperti masih adanya areal lahan atau hutan yang cukup luas sebagai sumber bahan baku kayu, iklim tropis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat, serta tersedianya bahan baku alternatif terutama tandan kosong kelapa sawit dan batang pisang hutan. “Juga telah dikuasainya teknologi proses dan tersedianya sumber daya manusia yang cukup banyak dengan upah yang kompetitif,” tuturnya.
Mengenai arah pengembangan industri pulp dan kertas, Panggah mengungkapkan, dilakukan melalui pendekatan klaster industri, dimana fokus pengembangan industri kertas di Pulau Jawa, sedangkan pengembangan industri pulp di luar Pulau Jawa khususnya Sumatera, Kalimantan dan Papua.
”Kami juga Mendorong pengembangan industri pulp yang terpadu dengan Hutan Tanaman Industri (HTI), terutama di arahkan ke kawasan timur Indonesia. Di samping itu juga pemberian insentif melalui tax holiday ataupun tax allowance, pemberian harga gas tertentu, serta peningkatan pemanfaatan bahan baku non kayu dan peningkatan efisiensi produksi,” paparnya.
Investasi Industri Ban
Pada hari yang sama, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, investor asal Taiwan tengah membangun industri ban di Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi. Hal ini diungkapkannya seusai mendampingi Menteri Perindustrian dengan Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) Liang Chen, Chang.
“Namanya, Maxxis. Kapasitas produksi mereka sebanyak 10 ribu sehari dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1500 orang dan investasi sebesar 400 juta Dolar AS,” ujarnya. Untuk membangun pabrik pertamanya di Indonesia, Maxxis International ini membeli lahan seluas 35 hektar.
Proyek pabrik terbaru ban Maxxis ini menjadi pabrik ke-16 di dunia, yang akan membuat berbagai jenis ban, mulai ban sepeda motor hingga kendaraan berukuran besar.
Berita Terkait
-
RI Perkuat Kerjasama Industri dengan Selandia Baru & Vietnam
-
Pertumbuhan Industri Logam Pada Tahun 2015 Sebesar 6,48 Persen
-
Berkat PTSP, Investasi Domestik & Asing Sektor Industri Naik
-
Kepala BKPM: Pemerintah akan All Out Kawal Investasi Sektor Baja
-
5 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Industri Tekstil 2,28 Persen
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
Terkini
-
India Bebaskan Pajak Bahan Pokok dan Kurangi Gunakan Produk Asing
-
Wirausahawan Muda Bakal Bermunculan Lewat Indonesian Entrepreneur Project
-
Mau Investasi AI, SoftBank Group Pangkas 20 Persen Karyawan
-
Pembiayaan KPR Bank Mega Syariah Raup Rp 334 Miliar
-
IHSG Masih Betah Bergerak di Level 8.000 pada Senin Pagi, Cek Saham yang Melonjak
-
Gelar RUPSLB, Emiten Produsen Gas Industri SBMA Rombak Jajaran Direksi Hingga Diversifikasi Bisnis
-
Gedung Pencakar Langit Paling Tips di Dunia Sewakan Penthouse Seharga Rp 1,8 Triliun
-
Emas Antam Harganya Masih Tinggi Dibanderol Rp 2.123.000 per Gram
-
Kenaikan Harga Bahan Pokok Terus Tinggi, Kelas Menengah Banyak Kesulitan Bayar
-
Melambung Tinggi, Harga Emas Dunia Bakal Dijual Rp2,18 Juta per Gram