PT Antam (Persero) Tbk membukukan laba bersih pada semester I 2016 sebesar Rp11 miliar, melonjak dibanding periode sama 2015 yang menderita kerugian sebesar Rp396 miliar.
"Dengan tantangan volatilitas harga komoditas selama semester I 2016, Antam mampu mengoptimalisasi kinerja operasional dan inovasi agar arus kas perusahaan tetap sehat. Selain itu, program-program penghematan biaya juga menjadi prioritas utama," kata Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman, di Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurut Tedy, dengan adanya peningkatan harga komoditas saat ini, Antam optimistis dapat memberikan tingkat profitabilitas dan imbal hasil yang baik kepada pemegang saham di tahun 2016.
Pada semester I 2016, Antam mencatat penjualan bersih senilai Rp4,16 triliun. Komoditas emas menjadi kontributor terbesar yang mencapai 68 persen atau Rp2,84 triliun. Disusul Feronikel dengan kontribusi senilai Rp950 miliar atau 23 persen dari total penjualan.
Dalam enam bulan pertama 2016, Antam menjual sebanyak 5.392 kg emas, sementara volume penjualan feronikel tercatat sebesar 8.092 ton nikel dalam feronikel (TNi).
Seiring dengan perkembangan industri smelter nasional dan adanya permintaan bijih nikel domestik, Antam melakukan penjualan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter nikel pihak ketiga.
"Kami berharap produksi dan penjualan bijih nikel akan dapat lebih ditingkatkan, sejalan dengan peningkatan volume produksi bijih nikel untuk keperluan smelter pihak ketiga di dalam negeri, maka harga jual bijih nikel Antam akan semakin kompetitif dan akan semakin menguntungkan bagi smelter-smelter di dalam negeri," katanya.
Dengan jumlah cadangan dan sumber daya nikel sejumlah 988,30 juta wet metric ton (wmt) berdasarkan Competent Person Report per 31 Desember 2015, jumlah keseluruhan cadangan dan sumber daya nikel yang dimiliki Antam dapat menunjang rencana pengembangan bisnis dan operasi jangka panjang perusahaan. Selain itu, Antam mampu untuk memasok seluruh smelter yang ada di dalam negeri.
Dalam bisnis emas, Antam tengah mengembangkan pasar ekspor emas untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Beberapa pasar yang tengah dijajaki diantaranya Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab dan beberapa negara Afrika.
Terkait perkembangan proyek pertumbuhan, konstruksi proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) terus berjalan dengan baik setelah proses rights issue di akhir 2015. Sementara itu, progres proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) yang akan selesai pada 2016 sudah mencapai 99,69 persen. P3FP akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel dari 18.000-20.000 TNi menjadi 27.000-30.000 TNi per tahun.
Untuk progres proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), Antam terus melanjutkan diskusi dengan PT Inalum (Persero) dan mitra strategis, sebelumnya kedua perusahaan telah sepakat membentuk perusahaan patungan, PT Inalum Antam Alumina guna pengembangan proyek SGAR.
Dalam proyek Anode Slime & Precious Metal Refinery (PMR), Antam juga masih melanjutkan diskusi dengan PT Freeport Indonesia dan PT Smelting. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
Terkini
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu