Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui komunitas bisnis di New York, Amerika Serikat di sela-sela mengikuti Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-71.
Menurut keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, pertemuan diselenggarakan oleh AICC (American-Indonesian Chamber of Commerce) di kantor Duanne Morris LLP, 1540 Broadway), 14th floor conference room.
Pertemuan tersebut dilakukan dalam format 'roundtable', dimoderatori oleh Presiden AICC Allan Hariri dan dihadiri oleh setidaknya 50 top executives perusahaan besar AS yang berasal dari industri energi, IT, consumer goods, finansial dan kesehatan.
Pertemuan ini juga didukung oleh asosiasi bisnis lainnya di AS diantaranya US Chamber of Commerce/USCC dan US ASEAN Business Council/US-ABC.
Peserta yang hadir diantaranya berasal dari wakil-wakil asosiasi bisnis AS dan Indonesia, wakil-wakil perusahaan yang berasal dari sektor energi, keuangan, teknologi informasi, pertahanan, consumer products, dan farmasi/kesehatan. 'Roundtable' mendiskusikan tentang kesempatan dan tantangan yang dihadapi perusahaan AS dalam melakukan investasi dan hubungan dagang dengan Indonesia.
USCC menggarisbawahi nilai komersial hubungan ekonomi RI-AS yang sangat signifikan, di mana pihak bisnis AS menilai sekitar 90 miliar dolar AS (tahun 2014).
Dalam hubungan ekonomi tersebut terdapat aktivitas ekonomi AS di Indonesia yang diukur bukan hanya dari nilai investasi tetapi juga dari nilai 'financial stocks' dan kontribusi perusahaan AS terhadap pemasukan pajak Indonesia. Menurut komunitas bisnis AS, nilai komersial ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan tumbuhnya perekonomian dan meningkatnya konsumen kelas menengah di Indonesia dan dalam skenario positif dapat mencapai nilai ekonomi sekitar 132 miliar dolar AS di tahun 2019.
Perusahaan-perusahaan AS dalam diskusi tersebut juga meghargai berbagai kebijakan ekonomi Indonesia khususnya dalam memastikan stabilitas pertumbuhan ekonomi, inisiatif percepatan pembangunan infrastruktur dan paket deregulasi ekonomi selama 1,5 tahun terakhir.
Perusahaan AS juga memberikan perspektif dan dukungan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk mendorong investasi pengembangan industri manufaktur, IT, finansial, kesehatan, energi.
Dukungan tersebut melalui insentif investasi, kepastian hukum/regulasi dan terus mendorong dialog dan penyelesaian yang bersifat mutual antara Pemerintah dan pihak swasta. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Pemerintah: Peserta BPJS Ketenagakerjaan Bisa Kredit Rumah dengan Bunga Rendah
-
Dongkrak Kredit, OJK Rilis Aturan Pembiayaan UMKM
-
Utang Luar Negeri Turun Jadi 432,5 Miliar Dolar AS, Ini Sebabnya
-
Syarat Gaji Minimal untuk Pengajuan KPR Subsidi Pemerintah: UMR Bisa Dapat?
-
Peserta JKN di Aceh Selatan Rasakan Manfaat Layanan Kesehatan Tanpa Hambatan
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Telkom Hadirkan Fasilitas Air Bersih bagi Masyarakat Adat Bonokeling di Banyumas
-
Buah Konsistensi dan Keunggulan Tata Kelola, Telkom Akses Pertahankan TOP GRC Award 2025
-
Menkeu Purbaya Guyur Bank BUMN Rp200 Triliun, Para Bos Himbara Disebut Pusing Tujuh Keliling
-
9 Kontroversi Bahlil Lahadalia Sejak Menjabat Menteri