Sejak menjabat sebagai Presiden di Indonesia, Joko Widodo bersama dengan para bawahannya gencar menyusun dan mengeksekusi rencana pembangunan di sektor infrastruktur. Hal tersebut dilakukan Jokowi untuk menghilangkan adanya gap antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa proyek infrastruktur pun mulai dikebut oleh pemerintah, mulai dari pembuatan jalan baru, terminal, stasiun, transportasi hingga proyek listrik 35 ribu megawatt. Namun, proyek-proyek infrastruktur tersebut kerap kali mengalami kendala salah satunya adalah kesulitan untuk menggaet investor.
Melihat kondisi tersebut, Penasehat infrastruktur dari jasa profesional PricewaterhouseCoopers (PWC) Indonesia Julian Smith meminta kepada Presiden Jokowi untuk membeberkan secara detail dan transparan dalam memaparkannya, mulai dari berapa biaya yang akan dikeluarkan hingga kendala apa saja yang akan ditemukan saat pembangunan proyek.
“Tentu bukan hal yang mudah untuk menggaet investor. Tapi kalau pemaparannya dilakukan dengan detai dan transparan ini bisa menjadi daya tarik untuk investor. Karena kan untuk membangun infrastruktur membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Jadi harus dijelaskan secara detail agar komitmen lembaga pemerintah bisa tepat,” kata Julian dalam diskusi Indonesian Infrastructure di Fairmont Hotel, Senayan,Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2016).
Julian mengemukakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini harus melihat beberapa faktor dalam pengembangan infrastruktur yakni perubahan iklim, faktor demografi, tekanan ekonomi global, dan kecenderungan perpindahan penduduk dari desa ke kota.
“Pemerintah harus melakukan pendekatan selain di kota, juga yang ada di luar Jakarta,” ungkapnya.
Julian menjelaskan, investasi dapat dipercepat dengan memfokuskan pada perbaikan iklim investasi, kepemimpinan strategis yang lebih kuat dan memastikan beberapa proyek percontohan terselesaikan dengan baik sehingga kesuksesan tersebut dapat diterapkan kembali.
"Diperlukan juga koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah, serta peningkatan kemampuan pemerintah menyiapkan proyek dengan baik, dan memastikan bahwa UU Pengadaan Lahan berhasil menjalankan fungsinya," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Terkendala Longsor, 2.370 Pelanggan PLN di Sumut Belum Bisa Kembali Nikmati Listrik
-
Menperin Minta Jemaah Haji Utamakan Produk Dalam Negeri: Dapat 2 Pahala
-
OJK Sorot Modus Penipuan e-Tilang Palsu
-
Pertamina Rilis Biosolar Performance, BBM Khusus Pabrik
-
UMKM Kini Bisa Buat Laporan Keuangan Berbasis AI
-
Jelang Nataru, Konsumsi Bensin dan LPG Diramal Meningkat, Pertamina Siagakan 1.866 SPBU 24 Jam!
-
Darurat Komunikasi di Aceh: Saat Internet Mati Begitu Listrik Padam, Siapa yang Bertanggung Jawab?
-
Perluas Jangkauan Pelayanan, KB Bank Resmikan Grand Opening KCP Bandung Taman Kopo Indah
-
Distribusi BBM di Sebagian Wilayah Aceh Masih Sulit, Pertamina: Kami Terus Untuk Recovery
-
Bank Modal Pas-pasan di Ujung Tanduk: Mengapa OJK Paksa KBMI I Naik Kelas atau Tutup?