Untuk menjaga konsistensi dalam mendukung pembangunan nasional, PT Bank Mandiri Tbk juga memutuskan untuk meningkatkan biaya pencadangan sebesar Rp8,5 triliun menjadi Rp15,9 pada September 2016 sebagai bentuk antisipasi.
“Kenaikan biaya Pencadangan itu memang menekan laba bersih kami menjadi Rp 12,0 triliun, atau turun 17,6 perse dari September tahun lalu. Meski turun, penurunan laba bersih di triwulan III/2016 lebih baik dibandingkan triwulan II/2016 yang turun 28,7 persen. Hal ini menunjukkan sinyal positif perbaikan kinerja kedepan. Kami optimistis dapat segera kembali ke jalur positif dalam kinerja keuangan perseroan seiring proyeksi perbaikan ekonomi pada tahun depan,” ungkap Kartika dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Sedangkan jika tidak memperhitungkan biaya pencadangan, maka Pre-Provision Operating Profit (PPOP) perseroan mencapai Rp 31,9 triliun atau secara tahunan tumbuh 16,4 persen, yang menunjukkan operasional Perseroan yang masih cukup solid.
Selain itu, pada periode yang sama, Perseroan juga telah berhasil menurunkan beban bunga sebesar 9,7 persen secara tahunan karena meningkatnya komposisi dana murah, serta melakukan efisiensi operasional sehingga menurunkan rasio biaya atas pendapatan (CIR) dari 43,1 persen menjadi 42,8 persen.
Kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri juga terus tumbuh yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp690,5 triliun pada September 2016 dari Rp654,6 triliun pada tahun sebelumnya. "Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp437,3 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp26,7 triliun menjadi Rp274,2 triliun," ujar Kartika.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengumpulan dana masyarakat melalui peningkatan kenyamanan bertransaksi, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan kantor cabang, jaringan elektronik, maupun jaringan layanan lainnya. Hingga September 2016, Bank Mandiri telah menambah 125 unit kantor cabang menjadi 2.505 unit, memasang 120 unit ATM menjadi 17.461 unit, serta penambahan 225 unit jaringan bisnis mikro sehingga menjadi 2.236 unit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan