PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) secara resmi telah menyepakati Kerjasama Operasi (Joint Operation) dengan PT Merpati Maintenance Facility (MMF). Kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Operasi ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo serta Managing Director MMF Suharto di Hangar PT Merpati Maintenance Facility (MMF) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/11/2016). Penandatanganan tersebut juga disakskan oleh jajaran komisaris serta jajaran direksi GMF dan MMF.
Kerjasama Operasi ini dilakukan dalam upaya pengembangan bisnis GMF untuk meraih pasar perawatan pesawat di Indonesia Timur dengan menggandeng PT MMF sebagai strategic partner nya. Menurut Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo, Kerjasama Operasi ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan GMF dalam rangka meraih visi di tahun 2020 sebagai Top 10 MRO in the world. “Kami membutuhkan strategic partnership dengan pihak lain yang handal dan mumpuni di bidangnya, untuk mendukung program perusahaan,” kata Juliandra dalam keterangan resmi, Sabtu (12/11/2016).
Kerjasama ini nantinya meliputi pekerjaan general aviation yaitu maintenance, repair, and overhaul untuk airframe, engine dan komponen pesawat berjenis Cessna 172/152; Twin Otter; Casa 212; Cessna Caravan 208/206 dan tidak menutup kemungkinan jenis kapabilitas pesawat lainnya sesuai dengan perkembangan bisnis kedepannya. Dalam proyek Kerjasama Operasi yang berjangka waktu 5 tahun ini masing-masing pihak baik GMF maupun MMF memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan dan akan dikelola secara terpadu oleh kedua belah pihak.
Adapun kontribusi GMF dalam Kerjasama Operasi ini meliputi penambahan tools & equipment, system dan infrastruktur IT sebagai penunjang serta pemberian certified training terhadap personil-personil yang akan didedikasikan untuk bekerja di proyek Kerjasama Operasi ini. “Tentu saja kita sama-sama berharap bahwa setiap pekerjaan yang kita lakukan nantinya di dalam Kerjasama Operasi ini harus didasari komitmen bersama untuk menjaga aspek Quality, Cost, Delivery, and Service ,” tambah Juliandra.
Juliandra juga mengatakan bahwa Kerjasama Operasi ini menjadi langkah strategis GMF dalam mengembangkan industri perawatan pesawat di Indonesia. Menurutnya, saat ini pasar perawatan pesawat nasional baru mampu diserap oleh MRO domestik sebesar 30-40 persen di mana sisanya masih diambil oleh MRO asing. “Dengan berbekal pengalaman dan kemampuan yang kita miliki bersama, kita harus yakin bahwa dengan adanya Kerjasama Operasi ini kita mampu mengambil pasar perawatan pesawat domestic lebih besar lagi,” katanya.
Kerjasama Operasi GMF-MMF ini ditargetkan akan memasuki pasar perawatan pesawat di Indonesia Timur dengan berbekal kapasitas dan kapabilitas dari kedua belah pihak. GMF dan MMF memiliki kelebihan masing-masing untuk type perawatan pesawat di mana GMF memiliki kapasitas yang cukup besar untuk melakukan perawatan jenis turbo jet, sedangkan MMF memiliki fasilitas dan kapasitas untuk melakukan perawatan pesawat bermesin turbo propeller.
Diawali dari lokasi hangar MMF di Surabaya, operasionalisasi Kerjasama Operasi yang akan dimulai di awal Januari 2017 ini akan dikembangkan di beberapa lokasi lain di wilayah timur Indonesia salah satunya Biak. “Kami bersyukur bisa berpartner dengan MMF yang sudah memiliki pengalaman mumpuni dalam industri perawatan pesawat terbang, didukung oleh induk perusahaannya Merpati yang juga merupakan pemain lama di dunia aviasi,” tambah Juliandra.
Sementara itu, Managing Director MMF Suharto mengatakan bahwa pihaknya juga sangat antusias dengan disahkannya Kerjasama Operasi ini. “Kami optimis Kerjasama Operasi dengan GMF ini bisa meningkatkan kinerja kami secara signifikan kedepannya,” kata Suharto. MMF sendiri memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana seperti Hangar di Surabaya dan Biak, ruang kantor dan ruang penyimpanan material, memfasilitasi sertificate of approval (AMO) dari DKUPPU, serta beberapa tools & equipment.
GMF dan MMF sebelumnya telah melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dilakukan antara Dirut GMF Juliandra Nurtjahjo dan Dirut MMF Suharto, yang disaksikan Dirut Merpati Capt. Asep Ekanugraha dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN Aloysius K. Ro, di Jakarta, September lalu. Penandatanganan Kerjasama Operasi ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara GMF dan MMF dalam rangka mewujudkan sinergi perusahaan MRO di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen
 - 
            
              BSU Rp600 Ribu Cair November 2025? Cek Informasi Terbaru dan Syarat Penerima
 - 
            
              Jadi Piutang, WIKA Masih Tunggu Pembayaran Klaim Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 5,01 T
 - 
            
              Negara Tanggung Jawab Siap Lunasi Utang Kereta Cepat Jakarta Bandung Rp 119,35 Triliun