Suara.com - Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ilya Avianti menyatakan posisi OJK rentan terhadap penyalahgunaan wewenang.
"Hal itu terkait dengan beberapa kewenangan OJK diantaranya pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain di industri jasa keuangan," kata Ilya dalam acara International Business Integrity Conference (IBIC) 2016 di Jakarta, Rabu.
Sebagai contoh, kata dia, OJK melakukan "fit and proper test" kepada calon direksi komisaris perbankan. Kemudian memberikan dan mencabut izin kepada perorangan di sektor jasa keuangan.
"Selain itu, memberikan sanksi kepada perorangan atau lembaga di sektor keuangan dan kewenangan-kewenangan lainnya yang sarat terjadinya penyalahgunaan kewenangan," tuturnya. Ia menyatakan OJK sudah mempunyai beberapa program dalam rangka implementasi dan penguatan "governance process" di dalam tubuh OJK untuk menghindari penyalahgunaan wewenang itu.
"Kami sudah punya departemen anti fraud, wishtle blowing system yg sudah efektif sejak berdiri, dan kemudian budaya antikorupsi di OJK. Setiap insan OJK sudah ditanamkan budaya antikorupsi," ujarnya.
Saat ini, kata dia, pihaknya mengawasi dana sekitar Rp16.600 triliun di mana swasta banyak berkiprah di sana dan semua bisnis tidak ada yang tidak terkait dengan jasa keuangan.
"Perbankan saja ada 118 bank, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ada 1.635, belum kantornya ya, pasar modal, industri keuangan non-bank, dan lain sebagainya sehingga OJK bersama KPK, PPATK, dan penegak hukum lainnya sudah menjalin kerja sama untuk melakukan pengawasan tersebut," katanya.
IBIC 2016 diselenggarakan oleh KPK dengan tema "Tren, Tantangan dan Kerja Kolektif dalam Pencegahan Korupsi" yang diikuti lembaga pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan komisi anti-korupsi dari negara-negara sahabat, antara lain Malaysia, Singapura dan Timor Leste.
Sementara itu, isu-isu strategis dalam IBIC 2016 ini adalah mendorong peningkatan "Ease of Doing Business", Transportasi, Akuntabilitas iklim bisnis di Indonesia seperti komitmen APH, K/L, dan sektor swasta untuk melakukan aksi kolaboratif membangun integritas.
Kemudian membangun implementasi MEA yang berintegrasi melalui pencegahan "cross border bribery".
Selanjutnya, peran pemerintah, asosiasi bisnis, dan CSO membangun budaya antikorupsi serta optimalisasi Indonesia Single Window System (INSW).
Pengelolaan pelabuhan yang terintegrasi dan isu-isu sektoral seperti migas, kesehatan, kehutanan, infrastruktur, pendapatan negara (pajak), dan perikanan. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Express Discharge, Layanan Seamless dari Garda Medika Resmi Meluncur: Efisiensi Waktu dan Pembayaran
-
COP30 Brasil: Indonesia Dorong 7 Agenda Kunci, Fokus pada Dana dan Transisi Energi
-
Redenominasi Rupiah Bikin Harga Emas Makin Mentereng? Ini Kata Pengamat
-
Rapel Gaji PNS dan PPPK Mulai Cair November? Cek Mekanismenya
-
637 Ambulans BRI Peduli Telah Hadir, Perkuat Ketahanan Layanan Kesehatan Nasional
-
MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
-
Mengapa Bunga Pindar jadi Sorotan KPPU?
-
Rekomendasi Tempat Beli Perak Batangan Terpercaya
-
Old Money Ilegal Disebut Ketar-ketir Jika Menkeu Purbaya Terapkan Kebijakan Redenominasi
-
Fintech Syariah Indonesia dan Malaysia Jalin Kolaborasi, Dorong Akses Pembiayaan Inklusif