“Iya sih, katanya memang ada uang yang dibawa kabur. Saya juga dengar-dengar ada masalah di marketingnya. Banyak yang keluar. Tapi saya nggak tahu kenapa dan nggak mau tahu. Yang penting bagi saya rumah ini penyelesaiannya harus jelas,” kata Mia.
Ia pun merasa kecewa dengan program subsidi yang diklaim pemerintah masyarakat MBR dapat dengan mudah untuk memiliki rumah impian. Pasalnya, apa yang diklaim pemerintah dengan praktik dilapangan berbanding terbalik. Masyarakat MBR masih dipersulit dalam memiliki rumah bersubsidi.
Hal yang sama dirasakan oleh Tio yang sama-sama menjadi konsumen Samudera Residence. Tio mengaku sudah mengeluarkan uang sebesar Rp60 juta untuk membeli rumah di Samudera Residence sejak September 2015 silam. Namun hingga kini, Tio yang bekerja di Pontianak ini belum menjalani akad Kredit. Padahal, ia sudah memperoleh SP3K yang kedua dari perbankan.
“Dulu awal-awal saya sudah dapat SP3K dari bank, tapi katanya sudah kadaluarsa. Lah ini kan bukan salah saya dong, salah developernya yang kealamaan. Terus saya urus lagi, sekarang udah ada lagi ini. Nah saya disuruh tunggu sampai tanggal 15 Desember 2016 untuk melakukan akad kredit. Ini kan buang waktu sekali,” kata Tio kepada Suara.com di hari yang sama.
Tio bercerita, pegawai swasta di Pontianak ini butuh berbulan-bulan untuk memburu griya dengan harga sesuai kantong hingga akhirnya tertarik membeli rumah seharga Rp 140 juta di Samudera Residence. Elang Group selaku pengembang menjanjikan rumah subsidi pemerintah tipe 36/72 itu bakal tuntas dalam enam bulan.
“Dari bank udah aman tuh, BTN kan. Terus saya datang langsung ke lokasinya. Kemudian saya bayar uang DP sekitar Rp50 juta tahun 2015 lalu. Tapi, nasib saya masih terkating-katung karena pengembang ini itu nggak ada kabar bagaimana kelanjutannya. Saya sudah memenuhi kewajiban saya untuk menyerahkan berkas, uang muka serta booking fee. Setidaknya sudah lebih dari Rp60 juta saya keluarkan,” katanya.
Menurut Tio, ada sebanyak 30 orang bernasib serupa dengannya. Mereka rata-rata sudah membayar uang muka namun belum mendapatkan kepastian. Rata-rata semua konsumen Samudera Residence ini sudah setahun namun belum masuk dalam proses akad kredit. “Sampai kami bikin group whatsapp untuk tanya kabar teman-teman soal rumah ini. Tapi ada sih sebagian yang sudah akad kredit,” katanya.
Tio mengaku, pihak marketing yang melayaninya sejak awal mengatakan Samudera Residence meminta Tio menunggu hingga tanggal 15 Desember 2016 untuk melakukan akad kredit. Tio hanya bisa menunggu, apakah pada tanggal tersebut developer akan benar-benar melakukan akad kredit atau tidak.
“Kalau nggak, saya akan ajak teman-teman untuk menempuh jalur hukum. Karena uang yang kami keluarkan ini besar loh. Kami ini niat mau membeli rumah malah dipermaikan seperti ini. Saya jujur kecewa karena pemerintah tidak mengawasi denga baik soal progam subsidi ini,” katanya.
Padahal, lanjut Tio, pihaknya sudah melakukan pengecekkan terkait developer ini di Website Bank BTN. Hasilnya, Elang Group memiliki trackrecord yang baik. Namun nyatanya, dalam kasus rumah subsidi di Samudera Residence sangat kacau.
Baca Juga: Bersiaplah, Rumah Subsidi Akan Naik Harga di 2017!
"Kok bisa ya track recordnya baik. Padahal, kita seperti dipermaikan begini. Saya heran penilaiannnya bagaimana itu," kata Tio.
Selain Mia dan Tio, hal serupa juga dialami oleh Yenny. Ibu dari 2 orang anak ini mengaku mengurungkan niatnya untuk membeli rumah di Samudera Residence. Hal tersebut lantaran, proses transaksi yang terlalu lama dan tidak jelas prosedurnya sama sekali.
Dia menjelaskan, lamanya proses transaksi itu disebabkan karena rumitnya pemasangan instalasi listrik, jaringan air dari PDAM, sertifikat dari BPN dan kredit perbankan. Padahal pemda bisa melakukan intervensi agar proses tersebut bisa lebih cepat.
Untuk pemasangan fasilitas tersebut bisa memakan waktu dua bulan. Seharusnya untuk rumah subsidi ada pengecualian minimal pemasangan untuk listrik bisa tujuh hari.
"Yang saya tahu, kebijakan dari pemerintah itu yang soal subsidi runah kan sudah keluar. Katanya biar cepat, tapi nyatanya semua masih lama. Makan waktu berbulan-bulan. Jadi saya nggak jadi. Eh tahunya banyak yang ketipu," katanya.
Guna mengecek kebenaran kasus ini, Suara.com mencoba untuk mendatangi langsung lokasi perumahan yang terletak di Jalan Swadaya No 32, Sasak Panjang, Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat.
Saat tiba di lokasi tersebut, hanya terlihat sekitar 70 rumah di lokasi berdiri di luas lahan 100 hektar ini. Suara.com langsung menuju kantor marketing yang terletak di pintu masuk komplek ini. Suara.com pun langsung dipertemukan oleh Sales Marketing bernama Lina. Ia pun langsung memawarkan kepada saya rumah subsidi. Lalu saya pun mendengarkan penjelasan Lina terkait skema pembayaran dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pembeli. "Ini ada rumah subsidi harga Rp135 juta dengan tipe 36," kata Lina.
Berita Terkait
-
Pemangkasan Biaya Perizinan akan Dongkrak Program Sejuta Rumah
-
Dongkrak SDM Properti, Agung Podomoro Gaet Universitas Gunadarma
-
Agung Podomoro akan Bangun 1000 Unit Apartemen di Batam
-
Menteri Basuki Tinjau Hunian Tetap Perumahan Pascaerupsi Merapi
-
Garap Proyek South Quarter, Intiland Gandeng Reco Kris
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
LRT Jabodebek Bisa Tap In dengan QRIS NFC Android, iPhone Kapan Nyusul?
-
Harga Emas Dunia Diramal Bertahan di Atas US$ 4.000, Emas Lokal Bakal Terdampak?
-
6.000 Karyawan Kena PHK, CEO Microsoft Lebih Berminat Gunakan AI
-
Tol Padaleunyi Terapkan Contraflow Selama 10 Hari Pemeliharaan Jalan, Cek Jadwalnya
-
4 Bansos Disalurkan Bulan November 2025: Kapan Mulai Cair?
-
Dukung FLOII Expo 2025, BRI Dorong Ekosistem Hortikultura Indonesia ke Pasar Global
-
Cara Cek Status Penerima Bansos PKH dan BPNT via HP, Semua Jadi Transparan
-
Puluhan Ribu Lulusan SMA/SMK Jadi Penggerak Ekonomi Wong Cilik Lewat PNM
-
Gaji Pensiunan PNS 2025: Berapa dan Bagaimana Cara Mencairkan
-
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM Mendapatkan Apresiasi Berharga