Sejak dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2014 silam, Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan masih belum membawa perubahan mendasar di sektor perbankan di Indonesia. Meski beberapa bank nasional sudah mulai memasukkan aspek keberlanjutan dalam laporan mereka, namun hanya sedikit menyentuh bisnis inti sektor perbankan yaitu pinjaman dan investasi. Hal ini tercermin dari hasil pemeringkatan bank yang dilakukan setiap tahun oleh Koalisi ResponsiBank Indonesia.
“Selama tiga tahun terakhir, kami hampir tidak menemukan perubahan kebijakan yang signifikan terkait kebijakan pinjaman dan investasi di semua bank yang kami nilai. Di beberapa tema yang krusial seperti perubahan iklim dan hak asasi manusia, 7 dari 11 bank mendapatkan nilai 0. Sementara di sektor strategis seperti kehutanan dan industri manufaktur, hanya dua bank nasional yang mendapatkan skor,” kata Victoria Fanggidae, peneliti Perkumpulan Prakarsa sekaligus perwakilan Koalisi ResponsiBank Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (30/11/2016). Hal ini menunjukkan lemahnya komitmen perbankan untuk menjadikan aspek sosial dan lingkungan sebagai pertimbangan dalam penyaluran kredit dan investasi.
Menurut Victoria, bank milik pemerintah yang digagas untuk membiayai proyek-proyek besar yang menjadi fokus pemerintah harus mulai melakukan skrining ketat dan due dilligence sebelum menyalurkan pinjaman dan investasi ke proyek-proyek dengan resiko sosial dan lingkungan yang besar seperti di sektor infrastruktur, maritim, energi, pertanian, dan manufaktur. “Bank milik pemerintah harus menjadi role model bagi bank-bank nasional lain dalam membangun safeguard untuk mengurangi dampak sosial dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas pembiayaan mereka,” imbuh Victoria.
Lebih jauh, Direktur Eksekutif Transformasi untuk Keadilan Rahmawati Retno Winarni mendorong OJK agar segera melakukan akselerasi penerapan Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan. "Seperti semangat SDG "no one is left behind", OJK perlu mengambil langkah yang tepat untuk memastikan pastisipasi masyarakat sipil dalam menurunkan Peta Jalan menjadi Regulasi OJK atas Keuangan Berkelanjutan," kata Rahmawati
Petra Hamers dari Bankwiser International menambahkan, “Di level global, kecenderungan yang terjadi adalah lembaga keuangan internasional berlomba-lomba melakukan mitigasi dampak negatif investasi melalui perbaikan kebijakan investasi. Menjadi lembaga keuangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dapat membuat lembaga keuangan terhindar dari reputasi negatif.”
Koalisi Responsibank Indonesia terdiri dari Perkumpulan Prakarsa, Infid, ICW, PWYP, WALHI, YLKI dan TuK Indonesia sebagai bagian dari Fair Finance Guide International yang berupaya untuk mendorong praktik lembaga keuangan yang bertanggung jawab.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Emas Antam Makin Mahal di Akhir Pekan Ini, Capai Hampir Rp 2,3 Juta per Gram
-
Emiten PPRE Raih Kontrak Baru Garap Proyek Anak Usaha ANTM di Halmahera Timur
-
Bhinneka Life Telah Tunaikan Klaim Asuransi Rp 308 Miliar Hingga Semester I-2025
-
IHSG Melesat ke Level Tertinggi Selama Perdagangan Sepekan Ini
-
Gaikindo: Mesin Kendaraan Produk Tahun 2000 Kompatibel dengan E10
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!