Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (30/11/2016) ditutup naik sebesar 12 poin atau 0,24 persen ke level 5.148 setelah bergerak di antara 5.146-5.182. Sebanyak 175 saham naik, 119 saham turun, 93 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 11.840 triliun. Di pasar reg-uler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 34 miliar.
Pasar Amerika ditutup bervariasi seiring investor mencerna beberapa data ekonomi terbaru, di tengah lonjakan hargaminyak menyusul kesepaka-tan OPEC untuk memangkas produksi. OPEC sepakat untuk memangkas produksi sekitar 1,2 juta barrel per hari atau sekitar 4,5 persen dari tingkat produksi saat ini.
"Dow jones menguat 0,04 persen ke level 19.128, Nasdaq melemah 1.28 persen ke level 4,810 dan S&P melemah 0.25 persen ke level 2,199," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Kamis (1/12/2016).
Pasar Eropa ditutup lebih tinggi pada hari Rabu (30/11/2016) karena investor yang bersorak setelah tercapainya kesepakatan diantara anggota OPEC untuk mengurangi produksi dan diikuti oleh perkembangan politik di Italia. Indeks saham Eropa be-rada di level yang lebih tinggi, didukung oleh OPEC yang mencapai kesepakatan di-antara semua dari 14 anggota untuk membatasi produksi untuk pertama kalinya sejak 2008. Saham perusahaan minyak dan gas pimpin penguatan, naik lebih dari 3.5 persen.
"Indeks DAX 30 Jerman naik 0.19 persen untuk ditutup di 10,640, sementara itu indeks FTSE naik 0,17 persen ke level 6,783, indeks CAC naik 0.59 persen ke 4,578," tutur Hans.
Wakil Presiden ke-11 RI Boediono mengingatkan pemerintah untuk tetap mencermati betul gejolak ekonomi global. Sebab, kejutan ekonomi bisa saja datang di ten-gah kondisi ketidakpastian global. Kejutan yang dimaksud Boediono yakni krisis global yang bisa berimbas ke ekonomi nasional. Imbas itu tidak terlepas dari ket-erkaitan ekonomi Indonesia dengan ekonomi global. Bila salah satu negara terkena krisis, kata Boediono, Indonesia juga bisa terkena imbasnya. Oleh karena itu, dia mengingatkan pemerintah agar terus mencermati kondisi ekonomi global. Apalagi, kata dia, krisis ekonomi tidak bisa diprediksi dengan pasti waktunya, tempatnya, hingga dampaknya.
Selain itu, Ia juga mengingatkan pemerintah untuk mencermati pertumbuhan utang pemerintah dan swasta. Hal itu dinilai sangat penting karena utang bisa menjadi sumber penyakit ekonomi bila tidak dikontrol. Pertahanan itu yakni memperkuat struktur ekonomi nasional. Dari sisi fiskal, pemerintah wajib mencermati defisit anggaran dan pertumbuhan utang pemerintah. Koordinasi antara Kemenkeu, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga harus ditingkatkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah
-
Dasco Ketuk Palu Sahkan Pansus RUU Desain Industri, Ini Urgensinya
-
ASPEBINDO: Rantai Pasok Energi Bukan Sekadar Komoditas, Tapi Instrumen Kedaulatan Negara
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf