Suara.com - Sebanyak 88,1 juta orang Indonesia tercatat sebagai pengguna internet secara aktif. Kondisi ini menjadikan Indonesia pasar potensial bagi ekonomi digital dunia.
"Indonesia saat ini juga sedang memasuki tahap ekonomi digital yang sangat menjanjikan, dengan jumlah pengguna internet aktif mencapai 88,1 juta orang," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian Lukita Dinarsyah Tuwo di Qingdao, Shandong, Kamis (15/12/2016).
Menurut dia, jumlah pengguna internet aktif di Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 15 persen per Januari 2016. Sementara itu, toko online sudah mencapai 5,9 juta buah atau tumbuh 28 persen, dengan total transaksi sekitar 18 miliar dolar AS.
Selain itu, ditambahkannya, Indonesia juga dikenal kaya sumberdaya alam. Bahkan, menduduki peringkat pertama sebagai penghasil minyak kelapa sawit dan geothermal terbesar di dunia dan peringkat kedua terbesar penghasil karet dan kokoa.
"Indonesia juga menjadi pemain utama hasil tambang seperti nikel, bauksit dan sejenisnya. Apalagi pada 2018 Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games, serta pertemuan IMF dan World Bank. Ini akan meningkatkan konsumsi di dalam negeri," ungkap Lukita.
Dia menjelaskan, pemerintah akan terus melakukan reformasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Karena itu, inilah saat yang tepat bagi pengusaha dan investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Ia mengatakan, sebagai negara yang ingin menjadi pemain global dalam perekonomian dunia, pemerintah membuka diri terhadap siapa pun untuk berinvestasi di Indonesia.
"Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan mulai dari penyederhanaan peraturan, izin investasi, hingga insentif fiskal yang secara konkret diwujudkan dalam 14 Paket Kebijakan Ekonomi," jelas dia.
Lukita menegaskan, perekonomian Indonesia adalah yang terbesar dan paling stabil saat ini di antara negara-negara ASEAN, bahkan ketika krisis global sedang melanda seperti sekarang.
Baca Juga: Profil Nana Riwayatie, Kakak Kandung Ahok Mantan Miss Universe
Data 2014 menyebut Indonesia mengambil porsi 36 persen dari total GDP ASEAN. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya