Suara.com - Anggota Komisi XI Johnny G. Plate menyatakan pemberhentian kerjasama pemerintah dengan JP Morgan patut diapresiasi. Johnny menyebut JP Morgan tengah memainkan proxy war di sektor keuangan dan investasi, sehingga bisa dikatakan riset yang dilakukannya tidak murni terkait moneter dan finasial tetapi sarat dengan muatan politik.
Rekomendasi JP Morgan yang menurunkan dua peringkat atas perekonomian Indonesia dari overwight menjadi underweight, menurut Johnny, tidak kredibel. Pasalnya, fundamental ekonomi nasional dalam kondisi sangat baik sehingga Johnny mempertanyakan ada kepentingan apa dibalik riset JP Morgan?
“Ada politik ekonomi kepentingan kekuatan lain. Tarik menarik kekuatan politik ekonomi antara USA dan Tiongkok akan selalu mewarnai hegemoni ekonomi kawasan asia tenggara termasuk Indonesia,” kata Johnny.
Johnny menjelaskan bahwa riset-riset dari lembaga keuangan seperti JP Morgan harus diwaspadai. Sebab, hasil riset yang tidak kredibel bisa jadi merupakan gerakan yang tidak nampak dipermukaan, namun berpotensi merusak perekonomian Indonesia.
JP Morgan, katanya, nyatanya merusak psikologi pasar dengan menetapkan peringkat surat utang atau obligasi Indonesia turun dua tingkat dari overweight menjadi underweight. Alhasil, munculah asumsi pasar bahwa investasi di Indonesia tidak menarik bagi investor.
“Kita sedang membutuhkan pembiayaan infrastruktur dan investasi dari sumber keuangan internasional. Assement yang dilakukan oleh JPM sangat tidak profesional atau bisa dicurigai ada sisipan pesan politik ekonomi dari kekuatan lain diluar Indonesia,” kata Wakil Ketua Fraksi Nasdem.
Sebelumnya, Menteri Keuangan memutuskan mengakhiri hubungan kerja sama dengan JP Morgan melalui surat bertanggal 17 November 2016. Menindaklanjuti hal itu dan sesuai hasil rapat pada 1 Desember 2016, diputuskan pula pengakhiran kontrak kerja sama antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan JP Morgan sebagai bank persepsi. Alhasil, efektif tanggal 1 Januari, JP Morgan tidak boleh lagi menerima setoran penerimaan negara Indonesia dari siapapun.
Tag
Berita Terkait
-
JPMorgan Chase Kena Denda Rp 5,37 Triliun Imbas Pencucian Uang di Malaysia
-
JP Morgan Ramal 40 Tahun Lagi Dolar AS Lenyap
-
Bahaya! JP Morgan Soroti Pernyataan Blunder Pejabat RI, Terbukti IHSG dan Rupiah Anjlok
-
Saham IHSG Disorot JP Morgan, Danantara Beri Sentimen Pasar Modal?
-
JP Morgan Tingkatkan Rekomendasi Saham BRPT
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah