Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mengumumkan dimulainya penyelidikan atas barang impor Baja Lapis Alumunium Seng (BJLAS) Warna yang berasal dari Republik Rakyat Cina (RRC) dan Vietnam. Produk BJLAS Warna tersebut memiliki nomor pos tarif 7210.70.10.00, 7212.40.10.00, dan 7212.40.20.00.
"Penyelidikan dilakukan berdasarkan permohonan yang diajukan oleh PT NS BlueScope Indonesia sebagai Pemohon dan mewakili industri dalam negeri," kata Ketua KADI Ernawati di Jakarta, Rabu (11/1/2017).
Ernawati menjelaskan KADI memulai penyelidikan anti dumping atas BJLAS Warna yang berasal dari RRC dan Vietnam pada tanggal 23 Desember 2016.
"Berdasarkan analisis KADI terhadap dokumen permohonan, terdapat impor BJLAS Warna yang diduga dumping, kerugian material bagi pemohon, dan hubungan kausal antara kerugian pemohon dan impor produk BJLAS Warna dumping yang berasal dari negara yang dituduh,” ungkap Ernawati.
Penyelidikan tersebut didasari oleh permintaan dari Pemohon dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan, serta Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 76/M-DAG/PER/12/2012 tentang Tata Cara Penyelidikan Dalam Rangka Pengenaan Tindakan Antidumping dan Tindakan Imbalan.
Total impor BJLAS Warna Indonesia pada 2013 adalah sebesar 144.456 ton. Nilainya meningkat pada 2014 menjadi 147.319 ton. Impor BJLAS Warna pada 2015 semakin meningkat menjadi 223.088 ton, dan sebagian besar berasal dari negara yang dituduh dumping, dengan nilai sebesar 199.344 ton atau 80 persen dari total impor.
Semua pihak yang berkepentingan (industri dalam negeri, importir di Indonesia, eksportir dan produsen dari negara yang dituduh) diberi kesempatan untuk memberikan informasi, tanggapan atau dengar pendapat (hearing) yang berkaitan dengan penyelidikan barang dumping dan kerugian dimaksud, secara tertulis kepada KADI.
Baca Juga: KADI Putuskan Impor CRS dari 6 Negara Ini Bukan Dumping
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu