Sebelum meninggalkan Batam, Menteri Koordinator Bidang Kemairitiman, Luhut Binsar Panjaitan mengadakan pertemuan dengan hampir 30 pengusaha Batam di Bandar Udara Hang Nadim. Para pengusaha Indonesia dan asing ini bergerak di bidang kemaritiman, seperti penunjang minyak dan gas, perkapalan, dan produk-produk untuk digunakan di laut lepas.
Hadir juga para pengusaha si bidang industri manufaktur. Beberapa kendala dan permasalahan dibahas pada pertemuan tersebut. Para pengusaha juga menyampaikan masukan maupun saran untuk perbaikan dan percepatan usaha di kawasan Batam.
Menko Luhut mengatakan bahwa pemerintah saat ini lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi dalam konteks menciptakan pemerataan yang berkeadilan. Walau masih ada beberapa masalah keamanan seperti radikalisme, namun pemerintah dapat mengatasinya dengan baik.
"Strategi besar pemerintah sekarang ini untuk bagaimana yang 20 persen (penduduk yang masih hidup) di bawah garis kemiskinan bisa kita perkecil angkanya atau dihilangkan," katanya.
Untuk memecahkan beberapa masalah yang dikemukakan oleh para pengusaha, Menko Luhut menyarankan untuk menyelesaikannya lewat Kelompok Kerja IV (PokjaIV) yang berada dibawah koordinasi Satuan Tugas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi (Satgas PKE). Pokja IV bertugas khusus untuk menangani penyelesaian kasus-kasus yang menghambat implementasi paket kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, maupun untuk menangani kasus-kasus yang mengganggu invesgtasi secara umum.
"Orang sekarang relatif lebih nyaman berinvestasi karena ada solusi-solusi yang cepat dilakukan, yang saya lihat baru sekitar 40-50 persen tapi ada kemajuan," ujarnya.
Di sektor Migas, ia mencontohkan pemerintah sedang merevisi PP no. 79/2010. Menurutnya sekarang pemerintah akan membuat peraturan secara detail.
"Negosiasi kita sekarang harus detail. Seperti di Proyek Masela, kita bisa hemat hingga enam miliar dolar, dan kita ingin membuat petrokimia plus pabrik pupuk disana. Pemerintah kini sedang meningkatkan efisiensi. Masih banyak handicap, tapi saya bisa jamin (bila) ada masalah kita akan pecahkan masalah itu secara holistik secara menyeluruh. Jadi peraturan ini harus dibuat mudah agar investor datang. Jangan dipersulit," tegasnya.
Baca Juga: Menko Luhut akan Jadikan Pulau Nipa Sebagai Kawasan Ekonomi
Dalam pertemuan tersebut Menteri Luhut mengatakan bahwa prioritas pemerintah saat ini adalah pemerataan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya hilirisasi.
"Banyak yang harus diselesaikan, seperti pemerataan, karena itu hilirisasi penting. Perkembangan teknologi meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kita harus memanfaatkan itu, " ujarnya kepada para pengusaha.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025