Wacana menolak Rancangan Undang Undang (RUU) Pertembakauan dan stigma buruk rokok memang tengah mengemuka setelah surat kabar Kompas mengangkatnya menjadi liputan utama di halaman muka hariannya . Di halaman muka, tertulis jika Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terbebani karena penyakit yang diakibatkan rokok. Hal ini yang kerap disebut sebagai dampak tembakau terhadap masyarakat.
Terkait hal itu, Ketua Komunitas Kretek, Aditia Purnomo mengaku sempat dihubungi dua wartawan terkait isu pertembakauan dan wacana menolak RUU Pertembakauan.
"Kurang lebih, mereka mempertanyakan kontribusi tembakau pada bangsa dan negara, juga menanyakan perbandingan antara dampak tembakau terhadap masyarakat dengan penerimaan negara dari cukai rokok," ujar Aditia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Aditia menjelaskan, salah satu alasan kenapa Indonesia tidak meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) adalah karena Negara memiliki kepentingan yang besar pada tembakau.
Menurutnya, pertanyaan seberapa penting tembakau terhadap negara dapat terjawab dengan catatan penerimaan negara dari cukai dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Daerah pun kebagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).
Aditia menyebutkan, pada tahun 2016, cukai rokok mencapai angka Rp136,5 triliun. PPn sekitar Rp20 triliun. PDRD besarannya 10 persen dari cukai, artinya senilai RP13,6 triliun. Kalau ditotal, kurang lebih mencapai angka Rp160 triliun dalam setahun.
"Itu pun belum termasuk pajak industri dan orang-orang yang bekerja di dalamnya," katanya.
Sementara, untuk masyarakat, ada sekitar 30 juta orang yang hidupnya bergantung pada industri kretek nasional ini. Baik secara langsung atau tak langsung.
Baca Juga: Komunitas Kretek Klaim Rokok Bukan Faktor Tunggal Kanker
"Melihat besaran angka-angka tersebut, saya rasa sudah selesailah penjelasan soal penting atau tidaknya industri kretek bagi bangsa dan negara," katanya.
Berita Terkait
-
Komunitas Kretek Klaim Rokok Bukan Faktor Tunggal Kanker
-
Kelompok Anti Tembakau Diminta Tak Dramatisir RUU Pertembakauan
-
Firman Minta Industri Media Berimbang Beritakan Isu Pertembakauan
-
Baleg DPR: Hanya Pemimpin Bodoh yang Matikan Industri Tembakau
-
Kelompok Anti Tembakau Dituduh Matikan Industri Tembakau Nasional
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada