Kampung Budaya Polowijen meruapakan daerah yang kaya tradisi seni dan budaya, kaya sejarah, dan potensi lain, membangkitkan kesadaran masyarakat setempat untuk tumbuh dan bergiat mengembangkan budaya, seni dan tradisi dengan harapan mampu menjaga kelestarian dan kehidupan bermasyarakat dengan semangat gotong-royong, menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, lingkungan, seni, tradisi, budaya dan religi.
Itulah tujuan perhelatan Kampung Budaya Polowijen yang digelar di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pada Minggu, (2/4/2017). Perhelatan Kampung Budaya Polowijen bebarengan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang Ke-103.
Perhelatan Kampung Budaya Polowijen pun rupanya mendapat perhatian dari para pemangku kepentingan. Anggota DPRD Kota Malang, Erni Farida berpandangan, Kampung Budaya Polowijen harus dikembangkan, baik dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan, budaya dan religi. Selain itu, perlu menggerakkan ekonomi kreatif.
"Dengan modal itulah, menjadikan Kampung Budaya Polowijen sebagai destinasi dan daya tarik wisata di Kota Malang," ujar Erni di Malang, Minggu (2/4/2017).
Apresiasi perhelatan Kampung Budaya Polowijen juga datang dari Ketua Jurusan Akuntansi, Universitas Widya Gama Malang, DR. Ana Sopanah. Ana menilai kegiatan ini sebagai event spektakuler, yang bertujuan menumbuhkan kembali nilai budaya bangsa atau "uri-uri budaya".
Ana berharap, ke depan setelah peresmian Kampung Budaya Polowijen, akan menjadi destinasi wisata budaya di Kota Malang yang tentunya akan berdampak kepada peningaktan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Saya melihat kesadaran semua warga Polowijen untuk maju bersama membangun kampungnya luar biasa, hampir tiap hari gotong royong tak kenal lelah dan tanpa dibayar," ujar Ana.
Sementara, Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (BEM UMM), Faiz Mirwan Hamid berpandangan, Kampung Budaya Polowijen ini menjadi sebuah pembaharuan konsepsi sebuah kampung yang membuat kita semua patut memberikan apresiasi melihat terobosan baru, bahwa melakukan pemberdayaan masyarakat dengan konsep wisata budaya menjadi menarik, menambah pengetahuan sejarah khususnya topeng Malangan dan Ken Dedes.
Baca Juga: Wayang Topeng Malang Meriahkan Peresmian Kampung Polowijen
"Tentunya sangat baik dan harus mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah daerah sehingga warga akan menjadi aktif dalam berkarya untuk menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis lokal," kata Faiz.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun