Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menggunakan hak pilih di TPS 04 Gambir, Jakarta, Rabu (19/4).
Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk bangga dengan produk asli Indonesia. Kualitas produk buatan dalam negeri, katanya, tidak kalah dengan buatan luar negeri.
"Saya tahu banyak orang kita ingin beli barang merk luar negeri. Kalau lihat di sini ada tulisan made in Indonesia langsung batal beli. Senangnya barang-barang impor. Ini yang harus dihentikan. Kita harus mencintai produk-produk yang diproduksi di dalam negeri," kata Jokowi saat meresmikan perluasan pabrik PT. Sri Rejeki Isman Tbk. di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2017).
Jokowi mengatakan banyak di antara perusahaan dalam negeri yang mampu memproduksi barang berkualitas internasional. Salah satu perusahaan yang disebutkan Jokowi yaitu Sri Rejeki Isman atau Sritex. Perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini disebut Presiden sebagai merk Indonesia yang mampu "berbicara banyak" di pasar internasional.
"Kita lihat Sritex. Salah satu bukti merk Indonesia yang merajai pasar dunia. Mulai dari seragam militer, pakaian kerja, pakaian fesyen, dan pakaian anak semuanya dipasok Sritex. Enam puluh persen produknya untuk ekspor," ujar dia.
Kepala Negara mengapresiasi upaya Sritex meningkatkan persaingan dengan pasar internasional, salah satunya dengan memperluas pabrik sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
"Saya tanya, apakah kita kalah dengan tekstil Vietnam? Karena saya dengar tekstil kita kalah oleh Vietnam. Dijawab oleh Pak Iwan (Presiden Direktur Sritex), kita tidak kalah. Kita bisa bersaing dengan mereka," katanya.
Pemerintah pusat mendukung perusahaan Indonesia untuk bersaing di pasar global, antara lain dengan memberikan kemudahan-kemudahan perizinan.
"Begitu daya saing kita turun, ya sudah kita akan dilibas oleh produksi dari luar. Oleh sebab itu, pemerintah sekarang ini memotong habis urusan-urusan yang berkaitan dengan perizinan. Saya berikan contoh pembangkit listrik, dulu ada 259 izin. Kalau dimasukkan koper bisa menjadi 10-15 koper. Sekarang kita potong menjadi 56. Tapi itu pun buat saya masih terlalu banyak," tutur dia.
Pemerintah kini juga tengah fokus memperbaiki pembangunan infrastruktur untuk mendukung industri.
"Infrastruktur ini kita kerjakan habis-habisan untuk daya saing, supaya kita tidak kalah berkompetisi. Tahapan kedua nanti kita akan masuk ke industri pengolahan, tahapan ketiga kita akan masuk ke industri jasa. Strategi pembangunan kita seperti itu, karena semua negara sekarang ini berbenah diri," kata dia.
Kepala Negara berpesan kepada Sritex dan perusahaan tekstil yang lain untuk tetap menjaga kualitas produk dan selalu inovasi teknologi.
"Kepada Sritex dan seluruh produsen TPT di Indonesia, saya minta dijaga kualitas dan ketepatan waktu dalam pengiriman. Terus berinovasi, jangan tertinggal teknologinya. Kita harus buktikan bahwa produk-produk Indonesia memang berkualitas tinggi dan patut dibanggakan," kata dia.
"Saya tahu banyak orang kita ingin beli barang merk luar negeri. Kalau lihat di sini ada tulisan made in Indonesia langsung batal beli. Senangnya barang-barang impor. Ini yang harus dihentikan. Kita harus mencintai produk-produk yang diproduksi di dalam negeri," kata Jokowi saat meresmikan perluasan pabrik PT. Sri Rejeki Isman Tbk. di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2017).
Jokowi mengatakan banyak di antara perusahaan dalam negeri yang mampu memproduksi barang berkualitas internasional. Salah satu perusahaan yang disebutkan Jokowi yaitu Sri Rejeki Isman atau Sritex. Perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini disebut Presiden sebagai merk Indonesia yang mampu "berbicara banyak" di pasar internasional.
"Kita lihat Sritex. Salah satu bukti merk Indonesia yang merajai pasar dunia. Mulai dari seragam militer, pakaian kerja, pakaian fesyen, dan pakaian anak semuanya dipasok Sritex. Enam puluh persen produknya untuk ekspor," ujar dia.
Kepala Negara mengapresiasi upaya Sritex meningkatkan persaingan dengan pasar internasional, salah satunya dengan memperluas pabrik sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan.
"Saya tanya, apakah kita kalah dengan tekstil Vietnam? Karena saya dengar tekstil kita kalah oleh Vietnam. Dijawab oleh Pak Iwan (Presiden Direktur Sritex), kita tidak kalah. Kita bisa bersaing dengan mereka," katanya.
Pemerintah pusat mendukung perusahaan Indonesia untuk bersaing di pasar global, antara lain dengan memberikan kemudahan-kemudahan perizinan.
"Begitu daya saing kita turun, ya sudah kita akan dilibas oleh produksi dari luar. Oleh sebab itu, pemerintah sekarang ini memotong habis urusan-urusan yang berkaitan dengan perizinan. Saya berikan contoh pembangkit listrik, dulu ada 259 izin. Kalau dimasukkan koper bisa menjadi 10-15 koper. Sekarang kita potong menjadi 56. Tapi itu pun buat saya masih terlalu banyak," tutur dia.
Pemerintah kini juga tengah fokus memperbaiki pembangunan infrastruktur untuk mendukung industri.
"Infrastruktur ini kita kerjakan habis-habisan untuk daya saing, supaya kita tidak kalah berkompetisi. Tahapan kedua nanti kita akan masuk ke industri pengolahan, tahapan ketiga kita akan masuk ke industri jasa. Strategi pembangunan kita seperti itu, karena semua negara sekarang ini berbenah diri," kata dia.
Kepala Negara berpesan kepada Sritex dan perusahaan tekstil yang lain untuk tetap menjaga kualitas produk dan selalu inovasi teknologi.
"Kepada Sritex dan seluruh produsen TPT di Indonesia, saya minta dijaga kualitas dan ketepatan waktu dalam pengiriman. Terus berinovasi, jangan tertinggal teknologinya. Kita harus buktikan bahwa produk-produk Indonesia memang berkualitas tinggi dan patut dibanggakan," kata dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Jokowi Buka Pintu Maaf Soal Tudingan Ijazah Palsu: Urusan Hukum, Ya Hukum
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Berapa Tarif Yakup Hasibuan? Pengacara Jokowi dalam Kasus Tuduhan Ijazah Palsu
-
Terpopuler: 7 Fakta Panas Ijazah Jokowi, Promo BRI Hemat Rp1,3 Juta
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- 5 HP OPPO RAM 8 GB Terbaik di Kelas Menengah, Harga Mulai Rp2 Jutaan
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember