Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta Badan Restorasi Gambut melakukan evaluasi. Evaluasi harus terus menerus dilakukan karena badan tersebut diberi target merestorasi dua juta hektar lahan hingga tahun 2020 di tujuh provinsi. Ketujuh provinsi, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
"Pada 2017 ini BRG diberikan target untuk melakukan restorasi 400 ribu hektare atau 20 persen dari target restorasi. Kepada BRG saya ingin mendapatkan laporan-laporan mengenai kendala di lapangan dalam memenuhi target tersebut," kata Jokowi dalam rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Jokowi mengatakan Badan Restorasi Gambut tidak bisa berjalan sendiri untuk mencapai target.
"Pada ratas 11 Januari lalu, saya menekankan bahwa untuk mencapai target restorasi 2017 BRG tidak bisa bekerja sendirian. Perlu dukungan penuh dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah," ujar dia.
Jokowi mengajak masyarakat yang berada di sekitar lahan gambut, seperti swasta, BUMN, pemegang konsesi, turut terlibat dalam restorasi.
"Prinsipnya pengelolaan lahan gambut yang lestari. Sehingga pemanfaatan lahan gambut untuk tujuan-tujuan peningkatan kesejahteraan bisa dilakukan tanpa mengabaikan aspek pengrusakan lingkungan terutama hidrologis dan ekologis kubah gambut," kata dia.
Dia menambahkan pengelolaan ekosistem gambut yang efektif terletak pada upaya menjaga keutuhan ekologis di kubah gambut. Itu sebabnya, perlindungan dan pemulihan fungsi ekologis kubah gambut harus dijadikan prioritas untuk mencegah terulangnya bencana kebakaran di lahan gambut.
"Kebakaran lahan gambut harus kita cegah sedini mungkin, karena jelas akan menimbulkan dampak luar biasa. Jadi sekali lagi saya tekankan pemulihan dan perlindungan fungsi ekologis kubah gambut adalah kepentingan dan harus menjadi kerja kita bersama," kata dia.
Tag
Berita Terkait
-
Mengelola Lahan Gambut Tanpa Membakar: Cara Baru Petani Malikian Cegah Kebakaran
-
Karhutla di Jambi Meluas, 250 Hektar Lahan Terbakar
-
Hujan Kian Tak Menentu Ciri Perubahan Iklim, Padang Lamun dan Lahan Gambut Jadi Solusi!
-
Padang Lamun dan Lahan Gambut: Aset Indonesia untuk Menangkal Perubahan Iklim
-
Lahan Gambut dan Mangrove Kalimantan, Jalan Indonesia Menuju Masa Depan Bebas Emisi
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap
-
Prabowo Bongkar Borok Tambang Ilegal: Negara Dibobol Rp300 Triliun, 'Emas Baru' Dikeruk Habis!