Pertumbuhan ekonomi di bagian Indonesia Timur memerlukan tenaga listrik yang cukup besar. Kebutuhan energi listrik untuk Indonesia Timur, dapat dipenuhi dengan membangun pembangkit listrik bertenaga gas.
"Wilayah Indonesia Timur memiliki cadangan gas yang cukup besar, yang tersebar di tiga wilayah, yaitu; Blok Tangguh, Blok Kasuari dan Blok Masela. Artinya, menggerakkan sektor migas untuk memproduksi gas bakal menjadi katalis untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur," kata Tutuka Ariadji, Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan (IATMI) dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4/2017).
Pria yang yang juga guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut mengatakan potensi migas Indonesia sesungguhnya berada di wilayah timur Indonesia. Cadangan migas di wilayah ini sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk pembangunan Indonesia bagian timur. "Saya kira hal ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja,” ujarnya.
Tutuka juga menuturkan, pemerintah akan sulit meningkatkan perekonomian tanpa adanya industri migas. Contohnya proyek listrik 35 GW yang saat ini dikembangkan berbahan bakar minyak atau gas.
Lebih lanjut, Tutuka juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar akan tenaga ahli di sektor migas, baik tenaga ahli teknis maupun non-teknis yang jumlahnya terus bertambah. Berdasarkan data pada tahun 2007, jumlahnya mencapai 800.000 orang, yang tersebar pada berbagai keahlian tertentu.
"Perlu diketahui, bahwa industri migas juga menyerap berbagai keahlian non-teknis dari berbagai disiplin ilmu, seperti ekonomi, manajemen, komunikasi, pemasaran, lingkungan hidup, dan lain sebagainya," tambahnya.
Tutuka juga menghawatirkan nasib berbagai infrastruktur pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, khususnya yang terkait dengan migas. Pasalnya, apabila tenaga ahli di bidang ini tidak lagi mampu diserap oleh bursa kerja, maka lambat laun sektor pendidikan yang penyumplai tenaga ahli di sektor ini akan mengalami kemunduran.
Baca Juga: Kontribusi Sektor Industri Migas ke PDB Nasional 62,67 Persen
Berita Terkait
-
Kontribusi Sektor Industri Migas ke PDB Nasional 62,67 Persen
-
Jonan: Iklim Investasi Migas Dipengaruhi Harga Minyak Dunia
-
Pengamat: Suka Tidak Suka, Indonesia Alami Krisis Energi
-
IPA: Industri Migas Butuh Kepastian Hukum dan Kebijakan Negara
-
Ini Rincian Program Keterpaduan Infrastruktur Indonesia Timur
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Luhut Turun Tangan, Minta Purbaya Tak Ambil Anggaran MBG
-
Anggaran Makan Bergizi Gratis Tembus Rp20 Triliun, Penyerapan Melonjak Tiga Kali Lipat!
-
Disindir soal Subsidi LGP 3Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
Dharma Jaya Klaim Bukukan Pertumbuhan Bisnis 190 Persen
-
Sebelum Dilegalkan, 34.000 Sumur Minyak Rakyat Sedang Diverifikasi
-
Santai! Menko Airlangga Yakin Rupiah Kebal Guncangan Shutdown Amerika!
-
Kementerian ESDM: Stok BBM SPBU Swasta Akan Kosong sampai Akhir 2025 Jika Tak Beli dari Pertamina
-
Rupiah Kembali Menguat pada Jumat Sore
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?