Sektor hulu migas Indonesia, beserta semua sektor pendukungnya memiliki efek berganda yang besar bagi perekonomian Indonesia. Setiap investasi di sektor hulu migas senilai 1 juta Dollar Amerika Serikat (AS) akan menciptakan nilai tambah sebesar 1,6 juta Dollar AS dan memberikan kontribusi atas PDB sebesar 700 ribu Dollar AS.
"Ditambah menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 100 orang Indonesia,” kata Tumbur Parlindungan, Direktur Indonesian Petroleum Association (IPA) di Jakarta, Rabu (10/5/2017).
Sayangnya, besarnya kontribusi di atas terpasung oleh berbagai tantangan yang saat ini dihadapi oleh industri migas Indonesia, antara lain: kepastian hukum, skema pembiayaan yang kompetitif, reformasi regulasi (revisi dari Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 dan perhitungan keekonomian skema Gross Split), serta biaya investasi. Berbagai tantangan tersebut mengakibatkan produksi minyak yang terus menurun, rasio penggantian cadangan minyak yang rendah, investasi infrastruktur gas domestik yang lambat serta rendahnya ketertarikan investor pada blok baru yang ditawarkan oleh pemerintah.
Dalam hal ini, IPA sangat ingin secara aktif berkontribusi pada proses pembuatan kebijakan untuk meningkatkan investasi dan produktivitas hulu migas di Indonesia.
Mencari Solusi Cepat Bagi Krisis Migas di Indonesia
Tanpa investasi yang signifikan, aktivitas eksplorasi akan terus menurun dan potensi migas Indonesia tidak akan membawa nilai tambah serta manfaat apapun pada negara dan masyarakat. Dalam hal ini IPA meyakini bahwa membangun iklim investasi migas yang positif harus menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia untuk mendorong kembali investasi di sektor ini. Hal ini yang akan dibahas secara mendalam pada IPA Convex ke-41 pada 17-19 Mei 2017 di JCC, Jakarta.
IPA Convex merupakan ajang konvensi dan pameran terbesar di Asia Pasifik yang akan mempertemukan pemimpin industri, pelaksana dan pengambil kebijakan, pemerintah dan para tenaga ahli yang berhubungan dengan industri migas, baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk bersinergi dan bersama-sama mencari solusi atas permasalahan industri migas tanah air.
Ketiga sesi Plenary: Re-Attracting Upstream Oil and Gas Investment amidst the Global Capital Efficiency Drive; Beyond Revenues: The Indispensable Contribution of the Upstream Industry to Local Industry and Economic Growth; dan Priority Reforms to Re-Attract Investment, diharapkan dapat membedah tantangan-tantangan yang dihadapi industri dari berbagai sudut lalu memberikan rekomendasi komprehensif yang dapat segera diterapkan untuk menarik kembali investasi ke Indonesia. Special Session akan dilakukan untuk mendiskusikan aspek sumber daya manusia dalam industri migas Indonesia.
Baca Juga: Tanpa Industri Migas, RI Kehilangan Rp300 Triliun Tiap Tahun
Topik bertajuk “Investing in Indonesians: Impact of the Current Landscape” akan didiskusikan oleh perwakilan dari berbagai asosiasi minyak dan gas di Indonesia.
Acara yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini akan diikuti oleh lebih dari 100 peserta pameran dari industri minyak dan gas dan beragam sektor terkait termasuk perusahaan jasa, kontraktor, organisasi pemerintah, media, kamar dagang dan seterusnya. Dalam acara ini mereka akan menunjukkan teknologi terkini serta best practice dari masing-masing organisasi. Juga akan ditampilkan 110 karya tulis ilmiah dan 60 poster yang akan memperlihatkan pencapaian dan terobosan dalam industri migas yang akan disampaikan dalam technical sessions dan poster sessions.
“Sama pentingnya dengan diskusi mengenai kebijakan, IPA Convex juga akan mengadakan ajang transfer ilmu pengetahuan dimana kalangan mahasiswa di Indonesia berpartisipasi dalam berbagai technical sessions. Selama bertahun-tahun IPA Convex telah mengumpulkan lebih dari 3400 karya tulis teknis bertaraf internasional dan tahun ini kami dengan bangga mengadakan Business Case Competition untuk pertama kalinya sebagai bagian dari rangkaian program kami. Industri ini menghadapi semakin banyak tantangan teknis maupun non-teknis dan kami sangat ingin melihat para kaum muda Indonesia berpartisipasi dan bersiap untuk menghadapi tantangan tersebut. Dalam kompetisi ini, lebih dari 200 peserta ikut ambil bagian dan menguji kemampuan bisnis mereka untuk memecahkan masalah komersial, politikal dan kemasyarakatan yang kompleks,” ujar Michael Putra, Chairman IPA di Jakarta, Rabu (10/5/2017).
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Laba BRMS Diprediksi Melejit, Target Harga Saham Meningkat
-
Biaya Haji Turun, OJK Minta Bank Jemput Bola Jaring Nasabah
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun