- OJK mengonfirmasi pembatalan rencana merger antara Bank Nobu (NOBU) dan Bank MNC Internasional (BABP) yang sempat terungkap akhir 2022.
- OJK berharap kedua bank fokus pada target pertumbuhan masing-masing untuk berkontribusi pada ekonomi nasional.
- Sebagai pengganti merger, OJK meminta Pemegang Saham Pengendali (PSP) kedua bank memperkuat permodalan secara berkelanjutan.
Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan rencana penggabungan usaha atau merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) batal. Padahal, rencana tersebut sempat terungkap pada akhir 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan pihaknya telah menerima laporan dari kedua bank terkait pembatalan tersebut.
"Kedua Bank telah memutuskan untuk mengakhiri rencana penggabungan usaha (merger) sebagaimana laporan yang disampaikan kepada OJK," ujarnya dalam jawaban tertulis yang diterima Minggu, (23/11/2025).
Dian menuturkan, OJK pada dasarnya tak mempermasalahkan batalnya merger dua bank swasta itu, dengan harapan masing-masing bank dapat lebih fokus pada target-target pertumbuhan yang telah direncanakan sebelumnya.
Salah satunya bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Harapannya agar masing-masing bank dapat lebih fokus pada target-target pertumbuhan yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih pada pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.
OJK pun meminta MNC Bank dan Nobu Bank tetap melakukan penguatan permodalan bank secara berkelanjutan melalui tambahan setoran modal oleh PSP dan/atau mengundang masuknyainvestor strategis.
Hal ini bagai pengganti komitmen merger, dalam rangka penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing.
Serta sejalan dengan kebijakan strategis pengembangan industriperbankan, Pemegang Saham Pengendali (PSP) kedua bank telah diminta OJK untuk perkuat modal.
Baca Juga: OJK Prediksi Kinerja Perbankan Solid Akhir Tahun 2025, Alasannya Mengejutkan
"Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan skala usaha dan daya saing masing-masing bank guna mendukung pengembangan bisnis bank ke depan secara sehat dan berkelanjutan," katanya.
Sebelumnya, kedua pemegang saham bank ini yaitu Grup MNC dan Grup Lippo mengembalikan 10 persen saham yang sempat ditukar gulingkan atau share swap.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Kamis (28/8/2025), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) menambah kepemilikan saham di BABP sebanyak 4,4 miliar saham.
Angka ini setara dengan 10 persen saham BABP yang beredar pada 26 Agustus 2025. Kini, total kepemilikan saham BCAP di MNC bank kembali menjadi 48,83 persen.
Selain itu, PT Prima Cakrawala Sentosa yang merupakan bagian dari Grup Lippo sempat mengempit saham MNC Bank sebanyak 10 persen saham. Namun, kini nama Prima Cakrawala Sentosa sudah hilang dari daftar kepemilikan saham dari MNC Bank
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia
-
Daftar Rincian Diskon Tarif Transportasi untuk Libur Akhir Tahun
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Bukan Hanya Harga Tinggi, Ini Faktor Lain yang Bikin KPPU Curiga Ada Kartel
-
Permata Bank Klaim Telah Turunkan Bunga Kredit, Tapi Hanya Segmen Tertentu
-
Uang Beredar M2 RI Melambat di Oktober 2025: Likuiditas Makin Ketat?
-
Kemenkeu Ungkap Alasan Pemda Lambat Belanja, Dana Mengendap di Bank Tembus Rp 244 T
-
OJK Prediksi Kinerja Perbankan Solid Akhir Tahun 2025, Alasannya Mengejutkan
-
Rp1,45 Triliun Diborong! Ini Alasan BMRI Banyak Diborong Asing Pekan Ini
-
BLTS Cair Minggu Depan, Mensos Ungkap Pembagian Dua Kategori KPM