Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana PT Megapower Makmur Tbk pada papan pengembangan sebagai emiten ke-19 di tahun 2017.
"PT Megapower Makmur Tbk merupakan emiten saham ke-19 di tahun 2017 atau emiten saham ke-553 yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Ia mengemukakan bahwa aksi korporasi perseroan itu dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO). Pelaksanaan IPO memang telah lama menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk menggalang dana dari pasar modal.
"Di dunia usaha, perusahaan publik dipandang lebih profesional, transparan, dan akuntabel. Selain itu, perusahaan publik memiliki akses yang lebih kuat terhadap sumber-sumber pendanaan," katanya.
Ia mengharapkan agar PT Megapower Makmur Tbk dapat menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), diantaranya melakukan keterbukaan informasi baik kepada regulator maupun kepada publik, serta memastikan terselenggaranya kepatuhan terhadap peraturan pasar modal.
PT Megapower Makmur Tbk merupakan perusahaan bidang pembangkit listrik tenaga air dan diesel. Sampai saat ini perseroan memiliki delapan lokasi PLTD yang tersebar di beberapa daerah di wilayah Indonesia dengan total daya terpasang 65x800 kW dan satu lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Wilayah Sulawesi Selatan dengan daya terpasang 2x2.250 kW.
Dalam aksi korporasi itu, perseroan melepas sebanyak 245.100.000 saham atau 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO seharga Rp200 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana sebesar Rp49,020 miliar.
Direktur Utama Megapower Makmur Tbk Kang Jimmi mengatakan bahwa dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk melunasi sebagian utang perseroan kepada pihak berelasi dan juga untuk tambahan modal kerja.
Baca Juga: PT Multipolar Raih Kredit Rp3,25 Triliun Dari BNI
"IPO ini sebagai upaya pengembangan perseroan ke arah yang lebih baik. Kami berharap, momentum IPO akan menjadi langkah awal bagi perseroan dalam meningkatkan kinerja yang lebih baik," katanya.
Ke depan, lanjut dia, perseroan akan melakukan pengembangan bisnis pada sektor energi yang fokus pada "renewable energy resources" dengan tetap menjaga kelangsungan usaha yang sudah ada.
Pada awal perdagangan saham perdana, emiten baru dengan kode perdagangan efek MPOW itu terpantau menguat sebesar 70 persen ke level Rp340 per saham. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Permudah Kebutuhan Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Hadirkan Layanan Jemput Bola
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Rahasia George Santos Serap 10.000 Lapangan Kerja Hingga Diganjar Anugerah Penggerak Nusantara
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen