Suara.com - Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (REI) Bali mengantisipasi keterbatasan pasokan pasir sebagai dampak terhentinya aktivitas penambangan akibat erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.
"Kami berkoordinasi dengan organisasi lain untuk membuka solusi agar harga pasir tidak mahal," kata Ketua DPD REI Bali Pande Agus Permana Widura di Denpasar, Bali, Minggu (3/12/2017).
Menurut Pande, pihaknya telah menjalin komunkasi dengan organisasi dan instansi terkait lainnya untuk peluang mendatangkan pasir dari provinsi terdekat.
Provinsi tetangga yang berpeluang untuk mendatangkan pasir ke Pulau Dewata yakni dari Lombok NTB, Banyuwangi, Jawa Timur dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Meski ia mengakui mendatangkan pasir dari luar daerah juga akan memberikan konsekuensi lain di antaranya menambah biaya, terutama menyangkut distribusi pasir dari pelabuhan menuju beberapa kabupaten di Bali.
Menurut Pande langkah tersebut dapat diambil apabila erupsi Gunung Agung berkepanjangan karena daerah di sekitar kaki gunung merupakan pusat pasir terbaik.
Saat ini, kata dia, harga pasir sudah melonjak yang masih kisaran Rp2,5 juta hingga Rp2,6 juta per truk atau setara dengan tujuh meter kubik.
Harga itu, kata dia, sudah naik 100 persen dari harga sebelumnya Rp1,3 juta per tujuh meter kubik.
Meski demikian, hal lain yang patut dipertimbangkan, kata dia, menyangkut monopoli bisnis apabila langkah mendatangkan pasir dari luar daerah.
Baca Juga: ESDM Dorong REI Bangun Rumah Berlistrik Panel Surya
"Untuk itu kami hati-hati juga dalam bertindak karena harus dicegah apabila ada oknum yang mengambil kesempatan," ucapnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Tips Pilih Developer Rumah Terbaik 2025, Biar Tidak Menyesal di Kemudian Hari
-
Bukan Pabrik, Ini Investasi Baru Apple yang Dibangun di Jakarta Tahun Depan
-
Jadi Pusat Ekonomi Timur Jakarta, Pengembangan Properti Mulai Bergeser Garap Hunian di Karawang
-
Bikin Look Lebih Fun! 4 Outfit Effortless ala Rei IVE Buat Pecinta Gaya Y2K
-
Developer Stardew Valley Pamerkan Penampakan Project Baru: Haunted Chocolatier
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa