Suara.com - Ekonom dari Sampoerna University Wahyoe Soedarmono memprediksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017 sebesar 5,17 hingga 5,24 persen. Tahun 2018 berada pada kisaran 5,3 persen hingga 5,4 persen.
“Pertumbuhan produk domestik bruto riil sejak 2014 lalu terus berada dikisaran 5 persen. Konsumsi oleh sektor private dan rumah tangga juga belum banyak mengalami perubahan sejak awal 2017. Faktor-faktor penyebabnya masih belum konklusif,” kata Wahyoe di Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Meskipun ekonomi tahun depan tumbuh, Wahyoe mengatakan masih akan tetap dibayang-bayangi ketidakpastian ekonomi global.
Menurut dia hal ini dapat mendorong peningkatan defisit neraca transaksi berjalan sehingga menyebabkan instabilitas makroekonomi, mengingat struktur modal asing yang masuk ke Indonesia masih didominasi investasi portofolio jangka pendek daripada investasi asing langsung (foreign direct investment).
Selain itu, dari sisi domestik, pertumbuhan utang luar negeri dari pemerintah juga menunjukkan tren peningkatan. Pertumbuhan utang luar negeri pemerintah mencapai posisi tertinggi, yaitu 46 persen selama 2015-2017, disusul oleh utang luar negeri sektor swasta, selain institusi keuangan 36 persen diperiode yang sama.
Peningkatan utang luar negeri oleh pemerintah mempunyai dua implikasi penting. Di satu sisi, ruang fiskal akan meningkat, sehingga mendorong belanja pemerintah, misalnya untuk infrastruktur dan sektor produktif lainnya, sehingga mendorong investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi (efek crowding in).
“Namun di sisi lain, peningkatan utang luar negeri pemerintah dapat meningkatkan suku bunga, sehingga menghambat investasi sektor swasta (efek crowding-out),” katanya.
Wahyoe mengungkapkan urgensi menjaga momentum investasi produktif agar efek crowding in dapat lebih mendominasi seiring peningkatan utang luar negeri pemerintah.
“Salah satu agar investasi lebih produktif adalah dengan memperkuat tingkat tabungan masyarakat, sehingga dapat memperkuat stabilitas makroekonomi karena defisit neraca transaksi berjalan terkendali,” ujar Wahyoe.
Tag
Berita Terkait
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
Ekonomi RI Tumbuh 5,04 Persen, Menko Airlangga: Jauh Lebih Baik!
-
Waduh, Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia untuk Dapatkan Calon Investor
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah