Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, untuk membantu kelangsungan usaha khususnya pelaku UMKM di kawasan rawan bencana.
"Walau sampai hari ini pemerintah belum menyatakan erupsi Gunung Agung itu bencana nasional, tetapi kami menyadari kesulitan petani dan pengusaha yang terdampak," kata Pemimpin Wilayah Bank BRI Bali dan Nusa Tenggara Dedi Sunardi di Denpasar, Minggu (17/12/2017).
Debitur di kawasan rawan bencana (KRB) yang terdampak bencana alam itu diperkirakan mencapai sekitar 13 ribu orang. Langkah restrukturisasi kredit dapat diberikan berupa penundaan pokok dan bunga kepada debitur. Dengan pemberian keringanan itu otomatis berdampak terhadap bisnis bank karena selama ini bank juga membutuhkan pembayaran bunga untuk tabungan dan deposito serta untuk biaya operasional.
"Kami harus seimbangkan antara fungsi sosial dan bisnis. Kami sadari itu, tetapi masyarakat juga bisnisnya harus bisa jalan," ucapnya.
Sebelumnya Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Yones mengatakan salah satu syarat memberikan keringanan bagi debitur terdampak bencana alam adalah adanya pernyataan bencana nasional dari pemerintah.
Meski demikian, OJK di daerah tetap mengajukan upaya keringanan kepada Dewan Komisioner OJK di Jakarta dan saat ini masih dikaji. Dia mengungkapkan ada sekitar 24 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 11 bank umum di Bali yang kena imbas tidak langsung dari erupsi Gunung Agung.
Dari analisis dan evaluasi, Yones menambahkan ada empat BPR yang terkena dampak langsung karena berada di wilayah rawan bencana.
Menurut Yones, BPR merupakan lembaga keuangan yang paling terdampak dari erupsi gunung tertinggi di Bali itu karena nasabah di perdesaan yang cukup banyak serta lokasi yang berada lebih dekat dengan masyarakat pelosok. Sedangkan bagi bank umum, Yones optimistis tidak akan menyebabkan bank hingga bangkrut.
"Kalau bank umum 'collapse' (bangkrut) itu tidak, kalau BPR (kemungkinan) iya. Ditunda saja pembayaran kredit enam bulan, hitungan saya dia (BPR) pasti guncang likuiditasnya," ujarnya. (Antara)
Baca Juga: Polwan Jadi Presenter untuk "Update" Situasi Gunung Agung
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok