Presiden Joko Widodo. (suara.com/Erick Tanjung)
Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mencari faktor yang menyebabkan perekonomian Indonesia tidak bisa tumbuh pesat untuk menyaingi kompetisi global. Jokowi melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini dengan ibarat mendiagnosa kondisi kesehatan seorang manusia yang hasilnya dalam keadaan baik.
"Kemarin sudah saya sampaikan, bahwa kalau diibaratkan orang sakit, kita ini baik semuanya. Kolesterol baik, jantung baik, paru-paru baik, darah tinggi juga tidak ada, tapi kok ya nggak bisa lari cepat," kata Jokowi dalam rapat terbatas tentang peningkatan investasi dan perdagangan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/1/2018).
Maka dari itu Jokowi meminta jajarannya untuk segera mencari pemecahan permasalahannya, sehingga Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain. Sebab, lanjut dia, tingkat Ease of Doing Business atau kemudahan berusaha melonjak bagus, indeks harga saham juga melonjak bagus, inflasi rendah, dan APBN naik.
"Ini problemmya di mana harus dicari, nggak perlu dikasih obat, tapi problemnya haris dicari," ujar dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim Indonesia dapat kepercayaan dunia internasional secara ekonomi. Hal itu dilihat dari peringkat EoDB Indonesia pada 2014 berada di nomor 120, sekarang melonjak ke nomor 72.
"Begitu juga dengan rating untuk investasi grade juga sudah diberikan dari SnP, kemudian Fitch rating dan juga moodya memberikan peringkat BBB. Makanya jangan sampai kita kehilangan momentum, oleh sebab itu sekali lagi saya ingin lebih fokus dan konsentrasi lagi pada investasi," kata dia.
Selain itu, di sektor perdagangan Jokowi meminta peningkatan ekspor. Baik itu perdagangan luar negeri di bidang industri, energi sumber daya mineral, kesehatan, pendidikan, industri pertahanan, pertanian, kelautan dan perikanan.
"Semuanya harus satu, harus jadi satu arah. Sehingga produk, problem problem yang dihadapi di lapangan itu betul-betul bisa kita tangani dengan baik," ujar dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Fakta Sebenarnya di Balik Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu
-
Polda Metro Jaya Tetapkan 8 Tersangka dalam Kasus Ijazah Jokowi
-
Polda Metro Jaya Gelar Perkara Kasus Fitnah Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Jadi Tersangka?
-
Sayembara Logo Projo Ramai Antusias dari Warganet, Hasilnya di Luar Dugaan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
RI Targetkan 16 Juta Turis Asing, Ekspansi Hotel Mewah Makin Meriah
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah