Suara.com - Kemajuan era digital saat ini sangat berdampak pada dunia bisnis properti di masa yang akan datang. Dikutip dari infografis yang dirilis pemerintah, melalui situs kominfo.go.id 2016 , pengguna internet aktif sangat meningkat tajam yaitu 132 juta orang. Hal tersebut mendorong adanya peningkatan pendapatan melalui e-commerce dan menjadikan peluang industri properti menjadi lebih menantang.
Peningkatan kebutuhan masyarakat untuk memiliki tempat tinggal menjadikan pelaku bisnis properti bergairah untuk memainkan peran teknologi di dalamnya. Salah satunya teknologi SaaS (Service as a system ) yang disediakan PT Prime System Indonesia untuk memajukan bisnis properti di Indonesia.
“Pelaku bisnis properti saat ini banyak yang masih memakai cara konvensional, walaupun properti masih tetap bisa terjual. Namun, perihal data klien, unit listing, dan promosi belum dimanfaatkan secara optimal," ujar CEO & Co – Founder Prime System, Robert Adrian, di kantor PRIME System di Tomang, Jakarta Barat. Kamis (18/1/2018)
“Kebutuhan properti di Indonesia sangat besar, sehingga kami ciptakan Prime System untuk membantu para pelaku bisnis properti untuk saling terintegrasi dalam menjawab kebutuhan. Saat ini, Prime System sudah terintegrasi dengan pelaku bisnis untuk memenuhi potensi tersebut," tambahnya.
“Prime System merupakan sales management system yang memudahkan kantor agen dan developer dalam menjalankan bisnis properti. Dengan tampilan tiga Dimensi dan interaktif online booking bagi developer, kredit pemilikan rumah (KPR) online, co-broke, sampai pada sarana promosi e-brosur untuk para agen,” jelasnya.
Berbicara tentang perkembangan bisnis Indonesia, Robert juga menyampaikan harapan tentang Indonesia untuk menjadi lebih maju.
“Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, dengan didukung sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) yang sangat banyak, tidak seharusnya hanya menjadi target market melainkan berpeluang menjadi leader."
Tujuan besar itu tentu dibangun dari hal-hal yang kecil, seperti yang bersifat papan (rumah tinggal) contohnya agar bisa terpenuhi, dengan maksud untuk mengangkat tingkat hidup kesejahteraan Indonesia.
Dilansir dari seasia.co, Indonesia diramalkan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat pada tahun 2030 dan berada pada urutan ke 5 berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh PricewaterhouseCoopers. Laporan tersebut merupakan proyeksi dari Gross National Product (GDP) at Purchasing Power Parity (PPP).
Berita Terkait
-
SMRA Guyur Dana ke Dua Anak Usaha Senilai Rp 972,31 Miliar
-
Dua Warga Israel Diduga Eks Tentara IDF Kelola Vila Mewah, Imigrasi Bergerak
-
Prospek Bisnis Properti di Tengah Pertumbuhan Pariwisata
-
Para Pengembang Mulai Beralih ke Bisnis Properti Syariah Tanpa Riba
-
Travelling Menggunakan eSIM Sambil Mengelola Bisnis
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
IHSG Meroket ke 8.258 di Sesi I: TLKM Idola, Ini Daftar Saham Paling Banyak Dibeli
-
Masuk Daftar Fortune Southeast Asia 500, Ini Analisis Prospek dan Lapkeu AVIA
-
Siapa Owner PJHB? Emiten IPO yang Incar Dana Lebih dari Rp 150 Miliar
-
Laba Bersih Adhi Karya Rontok 93,62 Persen Hingga Kuartal III-2025
-
BPKN Panggil AQUA, Imbas Dianggap Bohong Soal Jual Produk 'Air Gunung'?
-
Aqua Diduga Gunakan Air Sumur, BPKN Akan Investigasi ke Pabrik
-
Laba Bersih PTRO Naik 141 Persen, Tapi Beban Bunga dan Keuangan Juga Ikut Meroket!
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Bobby dan Dedi Mulyadi: Data BI Akurat, Cek Lagi Dana Triliunan di Bank
-
Nelayan Pandeglang dan Cirebon Akui Surkom Permudah Akses BBM Subsidi
-
Menteri Keuangan Ditolak Masuk Istana karena Pakai Mobil Kijang Tua