Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengakui bahwa infrastruktur di Indonesia masih minim jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Menurut Basuki, salah satu penyebabnya adalah bukan hanya karena pemerintah terlambat membangun, namun penyebab laknnya adalah karena bencana.
“Karena bencana itu mengembalikan kita ke titik nol lagi. Dimana kita sudah membangun dan hilang begitu saja, jadi kita terkesan terlambat,” kata Basuki dalam diskusi di Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (26/1/2018).
Apalagi, lanjut Basuki, risiko terhadap bencana semakin tampak, salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim atau climate change yang sangat susah diprediksi.
“Salah satunya gempa. Kita itu punya titik-titi gempa baru yang harus bisa dihindari. Bencana yang sangat sulit diprediksi itu banjir, kekeringan dan kebakaran hutan. Ini akan menyebabkan biaya pembangunan lebih besar dan ini menjadi penghambat,” ujarnya.
Terkait penanganan bencana, Basuki mengatakan, pemerintah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan membangun pengendali lahar pada gunung yang rawan meletus.
"Ya kita misalnya untuk disaster ini dengan sabo dam sebelum meletusnya Merapi kita bangun sabo dam. Di Gunung Agung kita punya 87 sabo dam," ujar Basuki.
Selain itu, lanjut Basuki, terkait ketahanan infrastruktur, pemerintah juga telah memperbarui peta gempa nasional. Sehingga, antisipasi bencana bisa dilakukan lebih dini.
Baca Juga: Cuaca Buruk, Pacitan Banjir, Longsor dan Infrastruktur Rusak
"Makanya dengan updating peta gempa bisa meningkatkan detilnya yang dulu hanya 85 sesar sekarang 295 sesar, juga termasuk dunia konsultan resilience infrastructure," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Beton Precast Jadi Solusi Efektif Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional
-
Gubernur Bobby Nasution Fokus Air Bersih-Infrastruktur Pascabencana di Sumut
-
Tol Semarang-Demak Seksi I Terus Dikebut, Ditargetkan Beroperasi 2027
-
Peran PU Berubah, Kini Tak Hanya Bangun Proyek Infrastruktur
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
Terkini
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
6 Ide Usaha Sampingan di Masa Pensiun Agar Tetap Produktif dan Bahagia
-
Langkah Keliru Danantara: Akuisisi Hotel di Mekkah Dinilai Berisiko dan Tabrak Mandat Investasi
-
Harga Cabai Rawit di Papua Pedas, Tembus Rp125 Ribu/Kg
-
Rupiah Bisa 'Bernafas Lega' Jelang Akhir Tahun
-
Pasca IPO, Superbank Tancap Gas! Laba Tembus Rp122 Miliar
-
Jelang Libur Nataru, Mayoritas Harga Pangan Nasional Kompak Melandai, Cabai dan Bawang Merah Turun
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan