Suara.com - Dalam satu dekade terakhir, kinerja perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya, bahkan mengungguli kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan).
Sebagaimana dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bukti beberapa pencapaian internasional Indonesia adalah membaiknya peringkat Indonesia pada "Ease of Doing Business" dari posisi 91 menjadi peringkat 72. Selain itu, di "Global Competitiveness Index" juga meningkat dari peringkat 91 menjadi 36, memperoleh peringkat investasi dari 4 lembaga rating, peringkat pertama pada Gallup World Poll, sekaligus menempatkan Indonesia bersama Swiss sebagai negara dengan level kepercayaan kepada pemerintah yang tertinggi.
Lebih jauh, Menkeu menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 yang mencapai sebesar 5,07 persen diperkirakan akan meningkat dan stabil.
"Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus melakukan reformasi struktural, baik dalam reformasi institusional, reformasi dalam bidang peraturan, dan juga reformasi dalam bidang fiskal, agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dapat tercapai," katanya di Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Sri Mulyani memaparkan, reformasi institusional berfokus untuk menjadikan institusi pemerintahan yang menerapkan prinsip kepemerintahan yang baik dan mampu beradaptasi terhadap perubahan. Sementara, reformasi dalam bidang peraturan berfokus agar peraturan yang dibuat mampu mendukung inovasi, kompetisi dan juga pertumbuhan, sedangkan reformasi bidang fiskal akan berfokus kepada manajemen kebijakan fiskal yang lebih efektif dan efisien.
"Kami akan terus melakukan reformasi politik, yaitu menjalankan reformasi tersebut," tegasnya.
Salah satu reformasi bidang fiskal yang telah dijalankan adalah pelaksanaan amnesti pajak sebagai salah satu bagian dari reformasi bidang perpajakan. Amnesti pajak bertujuan utama untuk memperkuat database pajak, yang juga akan didukung pelaksanaan Automatic Exchange of Information (AEOI) yang bertujuan untuk menghindari base erosion dan profit shifting.
Menkeu pun berjanji, pemerintah akan secara konsisten dan terus-menerus meningkatkan iklim berinvestasi, agar tercipta kondisi yang baik dan stabil supaya kegiatan bisnis dapat terus maju dan sejahtera.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
COO Danantara Donny Oskaria Tinjau Lahan Relokasi Warga Korban Bencana di Aceh Tamiang
-
Program MBG Habiskan Anggaran Rp 52,9 Triliun, Baru Terserap 74,6% per Desember 2025
-
Kemenkeu Sentil Pemda Buntut Dana 'Nganggur' di Bank Tembus Rp 218,2 Triliun per November
-
Menperin: Harus Dibuat Malu Pembeli Produk Impor yang Sudah Diproduksi di Dalam Negeri
-
Target DEWA Melejit ke Rp750, Harga Saham Hari Ini Mulai Merangkak Naik
-
Purbaya Mudahkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana Rp 43,8 Triliun Tahun Depan
-
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp9,3 Triliun, Ini Jadwalnya
-
Apakah Gaji 3 Juta Bisa Beli Rumah KPR? Simak Penjelasan dan Skema Cicilannya
-
6 Ide Usaha Sampingan di Masa Pensiun Agar Tetap Produktif dan Bahagia
-
Langkah Keliru Danantara: Akuisisi Hotel di Mekkah Dinilai Berisiko dan Tabrak Mandat Investasi