Suara.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron menginginkan mekanisme penentuan tarif listrik yang ada harus benar-benar dipastikan dapat terjangkau oleh warga sehingga dirinya mendukung agar tarif listrik tak naik hingga 2019.
Herman Khaeron dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (1/3/2018), menyampaikan peluang Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak naik sampai 2019 akan bergantung pada upaya pemerintah dalam menekan harga batu bara.
Menurut dia, tarif listrik terjangkau bagi rakyat dapat tercipta bila harga energi primer seperti batu bara dapat ditekan, karena selama ini sumber energi listrik sekitar 60-65 persen berasal dari komoditas pertambangan tersebut.
Politikus Partai Demokrat itu berpendapat, pemotongan harga batu bara bisa diwujudkan seperti dengan pemberian insentif pajak kepada pengusaha pertambangan agar baik mereka serta PLN tidak rugi, dan masyarakat tidak dibebankan kenaikan tarif dasar listrik.
Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan reformasi tarif lisrik yang dilakukan pemerintah terbukti ikut menjadi pemicu laju inflasi.
"Menurut Badan Pusat Statistik pada 2017 tarif listrik berkontribusi paling dominan pada laju inflasi yaitu 0,81 persen," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.
Yang seharusnya dilakukan pemerintah, kata Tulus, adalah campur tangan terhadap harga tarif listrik di sisi hulu, bukan sisi hilir.
Kementerian ESDM menyatakan, dengan besaran tarif saat ini, tarif tenaga listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dinilai masih kompetitif bila dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun di Jakarta, Rabu, data bulan Desember 2017 menunjukkan bahwa tarif tenaga listrik di Indonesia cukup bersaing bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Bila dikonversikan, tarif tenaga listrik di Indonesia untuk pengguna rumah tangga adalah 11 sen dolar AS (USD)/kWh, sementara di Thailand mencapai 12,7 sen USD/kWh, Singapura 16,73 sen USD/kWh, Filipina 15,61 sen USD/kWh. Tarif di Malaysia dan Vietnam untuk konsumen rumah tangga memang lebih murah, yakni masing-masing 9,34 sen USD/kWh dan 9,67 sen USD/kWh. (Antara)
Berita Terkait
-
Viral Mulan Jameela Disebut Lulusan SMA hingga Tak Pantas Jabat Komisi VII DPR, Ini Faktanya
-
Berapa Tarif Listrik Terbaru Periode 8-14 September 2025? Berikut Rinciannya
-
Komisi VII DPR Kunjungi Pabrik Suzuki, Dukung Perusahaan Otomotif yang Berinvestasi di Indonesia
-
Buntut Kasus Mie Gacoan, Kafe Panik Ganti Musik Pakai Suara Kicau Burung, DPR Turun Tangan
-
Tarif Listrik PLN Agustus 2025: Rincian Lengkap dan Kebijakan di Baliknya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu Lulusan SMA? Diatas Standar Kelayakan Hidup
-
Perusahaan TV Kabel Sky Fokus Streaming, Ratusan Karyawan Jadi Korban
-
BPJS Ketenagakerjaan Laksanakan Pasar Budaya K3 di PT Kahatex, Implementasi dari Permenaker
-
Ekonomi Dunia di Ambang Melambat, Bos BI Ungkap Biang Keroknya
-
Krim 'Seupil'! Quality Control Biskuit Roma Dikritik Habis oleh Siswa, Mayora Diminta Tanggung Jawab
-
Dari Desa untuk Negeri, Farida Farichah Resmi Dampingi Ferry Juliantono di Kemenkop
-
SIG Klaim Punya Fasilitas Pemusnah Bahan Perusak Ozon Pertama di Asia Tenggara!
-
Goldman Sachs Naikkan Target Price BBRI Jadi Rp4.760 per Saham
-
Cara Cek Penerima BSU BPJS Ketenagakerjaan September 2025, Kapan Cair?
-
Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Rp114,28 Triliun hingga Agustus 2025