Suara.com - Lembaga riset independen INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) menilai peningkatan utang luar negeri pemerintah, tidak mampu menopang akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2015-2017), tercatat utang luar negeri pemerintah naik rata-rata 14,81 persen.
Namun pada periode yang sama, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, hanya naik rata-rata 8,74 persen per tahun. Hal ini membuktikan, nilai utang meningkat sebesar 2 digit namun tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas dalam skala yang sama.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti Ekonomi INDEF Ahmad Heri Firdaus dalam siaran persnya kepada awak media bertempat di Kantor INDEF, kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (21/3/2018). Acara tersebut dipandu langsung oleh Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati dengan mengambil tema "Menggugat Produktivitas Utang" yang dihadiri juga oleh beberapa peneliti INDEF lainnya sebagai narasumber.
“Ekonomi Indonesia tumbuh 8,7 persen. Kami korelasikan pertumbuhan utang di periode sama. Dari tahun 2015-2017, utang meningkat double digit 14,81 persen. Kita menghitung menggunakan konversi agar lebih apple to apple. Utang tumbuh double digit, ekonomi single digit,” kata Ahmad.
INDEF mencatat, jumlah total utang pemerintah di tahun 2015 sebesar Rp3.165,13 triliun (USD229,44 miliar). Pada 2016, jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 3.515,46 (USD261,64 miliar). Adapun pada 2017, jumlahnya masih terus bertambah hingga menyentuh angka Rp 3.938,45 triliun (USD290,7 miliar).
Di sisi lain, pendapatan nasional Indonesia (PDB) dari Rp 11.526,33 triliun di tahun 2015, jumlahnya hanya sedikit meningkat menjadi Rp 12.406,77 triliunpada 2016. Sedangkan pada 2017 PDB Indonesia mencapai Rp13.588,80 triliun.
Menurut Ahmad Heri, jika tidak segera dikendalikan, kencangnya laju penambahan utang terhadap laju peningkatan output perekonomian ini dapat semakin menggerogoti stabilitas perekonomian Indonesia di masa mendatang.
“Laju pertumbuhan utang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan PDB bisa menggerogoti stabilitas sistem ekonomi ke depannya. Banyak implikasi yang luas terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Ahmad Heri. (Priscilla Trisna)
Berita Terkait
-
Anggaran MBG di 2026 Tembus Rp335 Triliun, Setara 10 Persen Belanja Negara
-
Indef Desak Prabowo Setop MBG, Soroti Anggaran Jumbo & Ribuan Kasus Keracunan
-
Dikabarkan Sudah Memberi Surat ke Prabowo di Hambalang, Ini Dampaknya jika Sri Mulyani Mundur
-
Core Indonesia Desak Pemerintah Koreksi Total Kebijakan Ekonomi, Batalkan Pajak & Pangkas Belanja
-
Demo Meluas Bukan karena Asing, Tapi Masalah Perut!
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Usai Ratas dengan Prabowo, Menkeu Purbaya: Ekonomi Akan Tumbuh Lebih Cepat
-
Cek Fakta: Benarkah Ada PHK Massal di PT Gudang Garam?
-
Saham Perbankan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot, OJK Minta Investor Tidak Panik
-
Rahasia Saldo DANA Kaget untuk Kamu, Klaim 3 Link Aktif Ini Sebelum Kehabisan
-
Gaji DPR Turun Drastis, Dasco: Beban Negara Berkurang, Legislator Bekerja Lebih Baik
-
Pelaksana Ketua LPS Segera Diumumkan, Gantikan Purbaya Yudhi Sadewa
-
Apa Itu Scalper? Strategi Andalan Yudo Sadewo Anak Menkeu di Dunia Kripto, Punya Kesan Negatif
-
Adu Aset Properti Menkeu Purbaya vs Sri Mulyani, Keduanya Tersebar di Berbagai Kota
-
Apa Itu NJOP? Pengertian, Fungsi dan Cara Menghitungnya
-
IHSG Merosot 1,78 Persen, Reshuffle Kabinet Bikin Investor Waspada