Suara.com - PT Angkasa Pura 1 menyiapkan tindakan tegas dan terukur terhadap 37 kepala keluarga yang hingga kini masih bertahan menempati rumah di kawasan izin penetapan lokasi bandara "New Yogyakarta International Airport" di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Juru Bicara Proyek Pembabgunan "NYIA" PT Angkasa Pura 1 Agus Pandu Purnama seusai rapat koordinasi bersma forum pimpinan daerah di Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (20/4/2018), mengatakan upaya tegas dan terukur akan ditempuh setelah surat peringatan (SP) 3 dilayangkan pada 25 April 2018.
"Setelah peringatan ketiga itu, kami semua bukan hanya AP 1 namun juga Forkompimda DIY maupun Kulon Progo sepakat melakukan upaya tegas dan terukur," ucap Agus, menegaskan.
Menurut Agus, hingga saat ini masih ada 37 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di 33 rumah di area pembangunan bandara NYIA. Sebelum turun SP3, warga yang masih menempati kawasan itu diharapkan melakukan pengosongan secara mandiri.
"Nanti setelah SP3 pengosongan tidak lagi per grup-grup tapi menyeluruh," ujarnya.
Hingga saat ini, menurut dia, proses pemagaran area calon bandara juga tetap berlanjut. Total pagar kawat berduri dipasang sepanjang 6.100 meter. "Saat ini masih tersisa 200 meter (belum dipagar), insyaAllah dalam waktu dekat akan kami pagar juga," kata Agus.
Sementara itu, Project Manajer Pembangunan NYIA PT AP 1, R Sujiastono mengemukakan berdasarkan hasil pertemuan bersama Forkompimda DIY ditegaskan kembali bahwa lahan yang telah masuk IPL bukan untuk hunian, melainkan untuk bandara.
Setelah konsinyasi terakhir pada 19 Maret 2018, maka 100 persen lahan IPL sudah dimiliki pemerintah atau negara.
Oleh sebab itu, Sujiastono mendorong agar masyarakat yang masih bertahan di kawasan itu segera mengosongkan rumah atau bangunan secara mandiri.
"Kami berikan kesempatan warga untuk mengosongkan sehingga masih bisa dimanfaatkan apa yang masih bisa dimanfaatkan baik peralatan atau kusen-kusen silakan," tuturnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
BMKG Peringatkan Krisis Pangan Akibat Cuaca Ekstrem, Desak Pembangunan Infrastruktur Tahan Bencana
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Bukan Infrastruktur Besar, Daftar Proyek yang Dibangun di Era Pemerintahan Prabowo
-
Disebut Tak Masuk Program Prioritas , Apa Saja Infrastruktur yang Dibangun Prabowo di 2026?
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global